PADANG, Suara Muhammadiyah – Musywil Nasyiatul Aisyiah Sumbar XIII di Padang 25-26 Februari 2017 telah usai, Elyusra Ulfa terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah periode 2016-2020.
Elyusra Ulfa yang sebelumnya menjabat sebagai Sektretaris Pimpinan Wilayah (PW) Nasyiatul Aisyiyah dipilih oleh 9 tim formatur yang seluruhnya merupakan bakal calon pilihan peserta musywil melalui mekanisme formatur.
Elyusra merupakan urutan perolehan suara terbanyak dalam pemilihan formatur dengan 66 suara sedangkan tertinggi adalah Ade Paulina dengan 67 suara diikuti Eka Yulia dengan 65 suara.
“Saya upayakan Nasyiatul Aisyiyah ke depan tidak hanya berperan dalam lingkup internal saja tetapi juga eksternal dengan memberikan warna pada perempuan muda di ranah minang,” kata Elyusra Ulfa seusai penutupan Musywil Nasyiatul Aisyiyah Sumbar XIII di Aula PW Aisyiyah Sumbar, Ahad (26/2).
Elyusra yang sehari-hari berprofesi sebagai Dosen Psikologi IAIN Padang itu juga berkomitmen melalui organisasi yang ia pimpin memberdayakan perempuan muda usia produktif berperan kongkrit dalam keluarga, masyarakat, serta berbagai ranah profesi yang digeluti.
Ia mencontohkan dalam salah satu program unggulan Pelayanan Kesehatan Remaja Milik Nasyiatul Aisyiyah (Pashmina) di daerah Sumbar, misalnya, diharapkan bukan hanya berfokus pada ranah kajian, melainkan dapat direalisasikan dalam gerakan kongkrit yang dapat diterima masyarakat ranah minang.
“Saya berharap dengan konsep Revitalisasi gerakan generasi muda untuk Sumatera Barat berkemajuan (sesuai tema musywil) dapat membentuk perempuan muda yang mampu mengisi seluruh aspek kehidupan ,” kata dia.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar Dra Hj. Meiliarni Rusli berharap kepengurusan baru Nasyiatul Aisiyah konsisten merumuskan program-program yang berfokus menyasar kaum remaja.
“Kami berharap kalangan remaja tetap menjadi area dakwah utama Nasyiatul Aisyiyah,” kata Bunda Mei.
Selain menghasilkan struktur kepengurusan baru, Perhelatan Musywil XIII Nasyiatul Aisyiyah yang diikuti 300 peserta dari 18 kab/kota itu juga mengupas sejumlah isu spesifik, seperti gerakan advokasi perempuan dan anak, peran kebangsaan perempuan muda, keberdayaan ekonomi perempuan, serta inovasi gerakan perempuan (RI).