JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Diskusi film Endless Corrydor yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) bekerja sama dengan Kedutaan besar Azerbaijan berlangsung menarik, Sabtu (4/3) di gedung dakwah Muhammadiyah, Jakarta. Endless Corrydor merupakan film dokumenter besutan Aleksandras Brokas yang bercerita tentang perjalanan dua wartawan asal Lithuania yang kembali ke Azerbaijan pasca 20 tahun meliput pembantaian di Khojaly. Mereka mendapati cerita menyayat hati dari para korban yang kehilangan sanak saudaranya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa Muhammadiyah menolak segala bentuk pembantaian manusia di belahan bumi manapun. Hal ini didasari dari Qs. Al-Maidah: 32 Yang menyatakan barangsiapa membunuh satu orang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya.
Menurut Abdul Mu’ti, ayat ini mendasari Muhammadiyah untuk mendukung segala bentuk perjuangan manusia untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatannya.
Sementara itu Juru bicara Wakil Presiden RI, Husain Abdullah mengungkapkan apa yang dilakukan IMM melakukan bedah film ini merupakan langkah yang tepat. Karena saat ini Pemerintah RI sedang melakukan “diplomasi tangan di atas”, yang berarti RI berperan sebagai negara yang terdepan dalam penyelesaian masalah kemanusiaan di belahan dunia.
“RI tidak lagi menjadi objek dari kegiatan kemanusiaan, tetapi juga berperan sebagai pelaku dan aktor utama kemanusiaan di muka bumi. Politik Indonesia yang bebas aktif menjadikan tugas kemanusiaan merupakan tugas bersama segenap anak bangsa. RI punya cerita sukses tentang mengelola konflik di negaranya. Kasus Aceh, Ambon, Poso kita bisa selesaikan dengan baik”, ujarnya.
Intelektual Muslim, Ahmad Najib Burhani menyampaikan bahwa penyelesaian konflik genosida Khojaly seharusnya tidak melulu dilakukan melalui pendekatan agama, melainkan pendekatan kemanusiaan. “Selama ini telah ada 4 resolusi yang dikeluarkan oleh PBB terkait dengan genosida Khojaly ini, jika ingin dilaksanakan oleh pihak terkait, maka perlu melakukan strategi kemanusiaan dengan menjadikan isu Khojaly sebagai isu kemanusiaan yang akan berdampak pada pemberian dukungan dunia internasional,” tuturnya.
Sementara itu, ketua DPP IMM, Ratu Lala menyampaikan DPP IMM akan melakukan kampanye akbar untuk mendukung keadilan bagi Khojaly. “Kesewenang-wenangan dalam bentuk apapun merupakan musuh IMM, karenanya IMM mengutuk keras tragedi Khojaly dan segala bentuk pembantaian manusia yang terjadi di belahan dunia manapun. IMM akan menjadi garda terdepan untuk mengkampanyekan dunia yang damai dan harmoni” ujarnya. (Ratu/Ribas)