Oleh Dinil Abrar Sulthani
الحمد لله هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لو لا ان هدانا الله. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قال الله تعالى في كتابه الكريم إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِاْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: أيها الناس اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat dan karunia yang tidak dapat kita perhitungkan satu persatu. Sholawat dan Salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw yang memberikan contoh keteladanan untuk menjadi hamba yang baik dan dengan baik menjadi ‘abdi Allah Swt.
Dan tak lupa pula marilah kita selalu meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt, karena dengan taqwalah kita berbeda dengan yang lain dan punya nilai tambah serta taqwa pulalah sebaik-baik bekal di akhirat nanti.
Selanjutkan pada kesempatan khutbah ini izinkan kami menyampaikan Judul Khutbah “SIM Penawar Bencana”, mudah-mudahan dari uraian singkat ini bisa memberikan wacana dan mengulang kaji untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt, Amin.
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Hampir diseluruh penjuru tanah Indonesia ini sudah hampir merata ditimpa bencana, mulai dari longsor, gempa bumi, tsunami, kebakaran, gunung meletus sampai musibah banjir yang kini sedang melanda ibu kota Indonesia. Dari sekian banyak musibah yang terjadi banyak pula yang kehilangan harta benda, sanak keluarga yang meninggal, duka lara meliputi kehidupan para korban baik yang masih hidup dan sekarat. Namun disini pulalah kuasa Allah untuk menekankan kembali kepada hamba-Nya mengimani rukun Iman yang ke 6 yaitu percaya qadar baik dan qadar buruk.
Dan ini pulalah satu bentuk cara Allah untuk hamba-Nya agar kembali mengingat-Nya bahwa hidup tidak selamanya bahagia ataupun hidup tidak selamnya pula sengsara. Maka manusia harus berusaha kembali memikirkan dan bertafakkur apa sebenarnya hikmah atau ikhtibar dari bencana yang tengah terjadi di negeri ini.
Maka dengan kami uraikan materi khutbah ini dengan kata S-I-M
SIM disini bukan berarti Surat Izin Mengemudi atau Surat Izin Merokok, nah apa itu SIM ? Mari kita bahas
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Yang pertama S adalah Sabar
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Muhammad : 31)
Sabar adalah tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, menerima dengan lapang dada seraya memikirkan tentu Allah punya rencana yang lebih baik dibalik dari musibah ini yang belum diketahui.
Dari ayat diatas juga menyaratkan bahwa Allah akan menguji hamba-Nya serta menilai siapakah diantara hamba-Nya yang penuh taat dan menerima dengan ikhlas dengan semua yang terjadi. Dan juga Allah ingin tahu siapa hamba-hamba-Nya yang benar-benar sungguh ingin keluar dari musibah yang diberikan-Nya. Ketika manusia berusaha maka Allah akan memudahkannya.
Ketika manusia mendekati-Nya dengan sejengkal maka Ia akan mendekat sehasta, jika manusia mendekati-Nya sehasta maka Ia mendekat sedepa begitu seterusnya. Sungguh Maha Besar Allah mengajarkan hamba-Nya untuk selalu optimis dan tenang dalam menghadapi segala hal termasuk diantaranya dalam menghadapi musibah yang tengah melanda.
Maka sebagai hamba Allah yang baik seyogyanya dengan adanya musibah yang menimpa semangkin bertamabah keyakinan dan mengoptimalkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada-Nya.
Yang kedua I adalah Istiqomah
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (Al-Ahqaaf : 13)
Tidak sedikit manusia ketika ditimpa musibah selalu menyalahkan takdir, selalu menyalahkan Allah dan mempertanyakan kenapa ini semua harus terjadi? Dan ada pula sebahagian manusia ketika ditimpa musibah dia tetap sabar dan diam namun ketika diiming-imingi dengan sesuatu hal yang berharga ia malah pindah walaupun dengan menggadaikan keyakinannya. Sungguh miris sekali !!
Istiqomahlah cara yang tepat untuk mengantisipasi semua itu, harus teguh pendirian, kalau tidak katakan tidak dan kalau yakin katakan yakin, ketika diucapkan dengan lisan hujamkan dengan sekuat tenaga sedalam-dalamnya ke hati bahwa yang benar harus dipertahankan. Teguh prinsip bahwa Allah akan menolong hamba-Nya, tidak mungkin Allah memberikan musibah tanpa ada jalan keluarnya. Maka mohon kepada Allah agar dikuatkan iman dan dimudahkan jalan keluar dari musibah yang tengah dihadapi. Dan itu dipertegas dengan kandungan ayat diatas, bagi manusia yang telah mengikrarkan lahir dan batin secara kaffah mengakui hanya Allah Tuhan yang wajib disembah kemudian ia Istiqomah maka tidak akan ada kekhawatiran dari siapapun dan dimanapun baik itu manusia yang ingin berbuat buruk, hewan yang akan mencelakai maupun syaitan yang tiada putus asa menggoda manusia, dan juga ketika manusia sudah istiqomah ia tidak akan merasa berduka cita dan sedih karena Allah selalu berada didekat-Nya. Maka manusia selalu bertasbih Hasbunallah Wani’mal Wakil.
Yang ketiga M adalah Mulai
Ketika manusia sudah sabar dan itiqomah dari musibah yang menimpa maka langkah selanjutnya yang terpenting adalah memulai, mulai memperbanyak ibadah, mulai memperbaiki diri, mulai berfikir dan mencari solusi, mulai bekerjasama. Kata mulai, mulai dan mulai haruslah dikibarkan ketika musibah tengah melanda. Sehebat apapun rencana, sesistematik apapun strategi, sampai berbusa mulut berkoar-koar kalau tidak dimulai sama halnya dengan omong kosong.
Terkadang rasa enggan dan malas yang sering diturutkan sehingga menunda untuk memulai, padahal dengan memulailah sesuatu dan apapun itu dapat diraih. Dengan bermodalkan sabar dan istiqomah tadi hendaknya semangat untuk memulai harus segera ditumbuhkan, sebuah ibarat mengatakan “Tidaklah munkin sumur yang mendatangi timba, tentu haruslah timba yang mendatangi sumur” maksudnya ketika kita ingin keluar dari dalam masalah tentu kita harus berusaha menyelesaikannya yaitu dengan memualai, Ibaratnya sabar itu adalah timba, istiqomah adalah jalan yang dituju/target jelas yaitu sumur maka harus lurus/focus untuk ke sumur dan langah kaki menuju sumur itulah perlu mulai namanya. Menurut pesan Kh.Ahmad Dahlan “Berbicara itu penting namun yang paling penting adalah berbuat.” Memang pesan ini harus selalu kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam berorganisasi maupun seluruh aspek sosial yang berhubungan dengan pribadi, keluarga dan orang banyak.
Dan ketika kita sudah terbiasa terlatih untuk memulai maka lakukanlah pekerjaan selanjutnya, sebagaiamana anjuran Firman Allah Swt sebagai berikut :
Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Al-Insyirah : 7)
Jadi jelaslah kiranya ketika manusia ingin keluar dari masalah atau musibah yang tengah dihadapi maka mulailah melakukan sesuatu walupun itu kecil dan menyegerakannya secepat mungkin. Lebih cepat lebih baik
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Akhir dari materi khutbah ini mari kita resapi dengan baik surat Al-Insyirah ayat 5 – 6 :
Artinya : “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-Insyirah 5-6)
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa kemudahan itu selalu bersamaan atau berdampingan dengan kesulitan, bukan kemudahan sesudah kesulitan tetapi sekali lagi kemudahan berdampingan berarti bersamaan dengan kesulitan. Tentu tugas manusia untuk mencari apa solusi dari musibah yang terjadi, tentu ada jalan keluarnya tidak munkin tidak, karena kesulitan berpasangan dengan kemudahan dan musibah selalu berpasangan dnegan anugerah. Dengan musibah yang menimpa di negeri ini memberikan pelajaran berharga bahwa kita harus menjadi lebih memikirkan dan mendewasakan diri dan yang paling terpenting adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Mudah-mudahan masyarakat Indonesia untuk dewasa kini ketika ditimpa musibah maka dengan spontan mengeluarkan atau menunjukkan “SIM” khusus. Pergunakanlah SIM dengan baik, agar hidup indah, bergairah dan mendapat redho dari Allah Swt. Amin
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ
وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ.
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَللّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ