Bersinergi dengan Universitas di Taiwan, Haedar Nashir: Ini Sejarah Baru

Bersinergi dengan Universitas di Taiwan, Haedar Nashir: Ini Sejarah Baru

JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Semangat internasionalisasi Muhammadiyah di berbagai belahan dunia terus digiatkan. Setelah beberapa waktu lalu mengakuisisi kepemilikan saham mayoritas salah satu perguruan tinggi di Malaysia, kini Muhammadiyah kembali menjalin kerjasama di bidang pendidikan dengan 12 universitas di Tainan, Taiwan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa kerjasama antara Muhammadiyah dengan pemerintah Taiwan ini merupakan sejarah dalam bidang akademik.

“Ini merupakan sejarah dalam dunia akademik, karena melibatkan 12 universitas di Taiwan, khususnya di Tainan City di bawah Mr Wiliam Lie. Kenapa kita sebut sejarah? Karena selain melibatkan 12 universitas juga melibatkan tokoh besar yang punya prospek yang tinggi untuk masa depan Taiwan,” jelasnya, Kamis (9/3).

Tak hanya dengan Taiwan, akuisisi saham mayoritas perguruan tinggi di Malaysia yakni Asia E University juga merupakan sejarah bagi Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan Islam di Indonesia yang pertama kali mendirikan universitas di luar negeri.

Menurut Haedar, hal ini sesungguhnya menanggapi dicanangkannya program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai sebuah integrasi ekonomi di kawasan ASEAN sehingga Muhammadiyah harus mampu menyikapi program tersebut. “Bukan hanya menerima ekspansi dari luar, kita yang harus ekspansi ke luar dengan sistem kerjasama. Kalau dari luar sudah banyak di kita, kita harus sudah mulai minimal di ASEAN sebagai satu rumpun,” pungkasnya.

Bagi Muhammadiyah, lanjut Haedar, sinergi atau kerjasama yang dijalin inni merupakan sebuah terobosan bahwa Muhammadiyah menginginkan masuk pada fase kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

“Jadi Muhammadiyah sudah mulai melakukan pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah sebagai bagian dari konsen kita untuk Muhammadiyah berkemajuan. Lewat 45 universitas, 130 akademi dan institut kita siapkan untuk penguasaan IPTEK dan pengembangan SDM,” tandasnya (raipan/ Yusri).

 

 

Exit mobile version