JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Muhammadiyah kembali melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Kali ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama dengan 35 Universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia mengeratkan hubungan kerja samanya dengan Tainan University Alliance. Kerja sama yang mencakup pertukaran mahasiswa dan pengembangan mata kuliah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Muhammadiyah dengan Tainan University Alliances pada Kamis (9/3) di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Menteng, Jakarta.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Taipei Economic of Trade Office (TETO) ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir serta LHKI PP Muhammadiyah. Nantinya, Taiwan akan menerima pertukaran mahasiswa berbakat sesuai dengan tujuan kebijakan New Southbound Policy Taiwan yang baru.
“Kerja sama antara Muhammadiyah dengan Tainan University Alliances ini mencakup pertukaran mahasiswa, pengajar, danmengembangkan mata kuliah,” ungkap Walikota Tainan, Lai Ching Te.
Tainan, kata Lai Ching Te, merupakan kota tua di Taiwan yang sebagian besar universitasnya memiliki keunggulan soal ilmu, riset, dan teknologi pendidikan. Ia menyampaikan bahwa saat ini ada sebanyak 5074 mahasiswa Indonesia yang belajar di Taiwan. Oleh karenanya, ia berharap kerjasama ini dapat meningkatkan hubungan sosial antar dua negara.
“Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara memiliki banyak kebudayaan dan diperhitungkan oleh Taiwan. Saling bertukar dan saling belajar merupakan hal baik untuk menambah wawasan. Diharapkan, kerja sama pendidikan antar dua universitas ini akan meningkatkan persaudaraan dan saling memahami antar dua negara,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik dan optimis terkait kerja sama pendidikan ini. Haedar mengungkapkan bahwa hingga kini, pihaknya telah memiliki lebih dari 100 sekolah dan 1000 klinik atau rumah sakit di seluruh Indonesia.
Haedar berharap, kerja sama antara Muhammadiyah dengan Tainan University Alliances ini juga dapat meningkatkan kualitas tak hanya mahasiswa saja namum pengajar dan disiplin ilmunya. “Kerja sama ini tentu meningkatkan hubungan Indonesia dengan Taiwan serta menumbuhkan rasa toleransi dan adanya pluralisme walaupun berbeda agama,” pungkasnya.
Terkait kebeadaan penduduk muslim di Taiwan, Kepala TETO untuk Indonesia John Chen memaparkan bahwa tidak ada diskriminasi di negara tersebut. Menurutnya, warga muslim maupun non muslin di Taiwan akan terjamin keamanannya karena terlindungi oleh hukum. Ia juga menegaskan bahwa Taiwan adalah negara yang berdemokrasi.
“Banyak umat muslim dari Indonesia belajar dan bekerja di Taiwan. Kami harap, warga muslim di Taiwan aman dan menikmati hidup di negara kami,” tandasnya (Wah/ Yusri).