YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berkisah mengenai anak-anak muda yang mempunyai mental baja dan karakter yang baik, “Meniti 20 Hari” menceritakan tentang mereka yang tergabung dalam kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah. Perjalanan selama 20 hari dilaluinya dengan menaiki sepeda sejauh 1300 km dari Palembang ke Medan untuk menghadiri kongres ke-28. Berlatar potret Sumatera Selatan di tahun 1939, film ini mengisahkan tentang petualangan AR Fachruddin muda dalam memimpin perjalanan tersebut.
Film garapan sutradara Arimus Barianto ini rencananya akan dilaunching secara langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Sabtu (18/3) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sukriyanto AR menuturkan bahwa PP Muhammadiyah melalui Majelis LSBO akan segera melaunching film pendidikan karakter yang ingin disajikan PP Muhammadiyah.
“Ketua Umum PP Muhammadiyah akan melaunching film Meniti 20 hari besok pada hari Sabtu 18 Maret pukul 19.00 WIB di Sportorium UMY,” terangnya, Jumat (10/3).
Dalam pembuatannya, kata Sukriyanto, film ini sepenuhnya didukung oleh kader-kader muda Muhammadiyah. menurutnya, talenta-talenta yang dimiliki Muhammadiyah tak kalah dengan para pemain profesional. “Film ini kita jadikan acuan sekaligus untuk mengubah cara pandang masyarakat kalau kualitas film itu tidak diukur dari ada tidaknya artis top yang terlibat di dalamnya. Tapi kita coba melawan pola pandang seperti itu dengan memberdayakan potensi kader-kader di Muhammadiyah, terutama di Sumatera Selatan,” pungkasnya.
Mengenai tujuan dibuatnya film ini, Sukriyanto menjelaskan bahwa hal ini berangkat dari kondisi karakter masyarakat Indonesia yang saat ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, melalui film ini diharapkan Muhammadiyah mampu memberikan kontribusi dalam pendidikan karakter bangsa.
Film yang dibintangi oleh kader-kader potensial Muhammadiyah tersebut juga mengandung banyak pesan moral. Disampaikan Sukriyanto bahwa pesan moral yang teruang dalam film ini sesuai dengan janji dan undang-undang kepanduan HW.
“Pesan moral yang tertuang dalam film ini sesuai dengan janji dan undang-undang kepanduan Hizbul Wathan, yaitu dapat dipercaya, artinya meraka jujur, setia kawan, dan saling membantu,” tandasnya (Yusri).