Gerakan Clean Pray and Love Pemuda Muhammadiyah Sambangi Gereja Kolese Kanisius

Gerakan Clean Pray and Love Pemuda Muhammadiyah Sambangi Gereja Kolese Kanisius

JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka menguatkan dan menumbuhkan nilai toleransi kerukunan antar umat beragama, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggelar gerakan Clean Pray and Love (CPL) di Gereja Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (10/3).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah mempunyai gerakan CPL yang bentuk kegiatannya yaitu memberikan makan kaum dhuafa dan juga membersihkan tempat-tempat ibadah. “CPL merupakan gerakan nasional Pemuda Muhammadiyah. Di antara kegiatannya yaitu membersihkan rumah ibadah sambil berdialog,” terangnya.

Rangkaian kegiatan dari CPL ini, kata Dahnil, dimaksudkan untuk menumbuhkan nilai toleransi beragama. Terlebih bangsa ini hampir setiap hari diterpa isu agama yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Menurutnya, intoleransi muncul karena ketidaksepahaman antara umat terhadap toleransi. Oleh karena itu, kegiatan CPL ini untuk membangun toleransi otentik dengan dialog sehingga timbul kesepahaman antara satu dengan yang lain.

“Kami berusaha membangun dialog, bukan dialog penuh kepura-puraan tetapi toleransi Indonesia yang otentik,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor Kolese Kanisius Romo Joannes Heru Hendarto mengatakan bahwa kerukunan beragama harus menjadi denyut kehidupan bangsa Indonesia. Sehingga tanpa melihat latar belakang sukum agama, dan ras nilai toleransi harus terus diagungkan.

“Ini momen luar biasa dan kita harus melanjutkan. Kita tahu berbeda tetapi, kita tetap harus tahu bagaimana merawat kebinekaan. Ini harus menjadi tanggung-tanggung jawab kita semua,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Heru mengapresiasi sikap toleransi yang ditunjukan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam dialog lintas agama di Istana Merdeka, Bogor tanpa melihat perbedaan dan batasan tetap menjunjung nilai toleransi beragama.

“Kunjungan Raja Salman luar biasa, bersama Presiden Jokowi bertemu dengan pimpinan umat beragama, ada tiga uskup gereja di Jakarta, kemudian di Bogor dan uskup Bandung. Mereka cerita banyak hal sehingga menunjukan kedekatan nilai toleransi beragama satu sama lain,” tandasnya (edo/ Yusri).

Exit mobile version