BANTUL, Suara Muhammadiyah-Peringatan Milad Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) AR Fakhruddin Yogyakarta kali ini tampak berbeda dari biasanya. Bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), panita menggelar teleconference dengan para alumni IMM yang tersebar di empat benua, Jumat (10/3).
Ratusan kader IMM AR Fakhruddin yang memadati gedung baru UMY, Ampitheater KH Ibrahim, Twin Building, berkesempatan berbicara langsung dengan para alumni IMM AR Fakhruddin yang tengah melakukan studi di luar negeri.
Ketua PC IMM AR Fakhruddin, Affan Qolbi mengatakan bahwa kegiatan semacam ini sangat penting. Karena tantangan IMM ke depan sangat besar di tengah arus informasi dan globalisasi. Teleconference dilakukan untuk menumbuhkan motivasi bagi kader IMM dalam menyongsong dunia yang semakin menyatu akibat globalisasi.
Pengalaman-pengalaman yang dibagikan oleh para alumni yang ada di luar negeri diharapkan menjadi wawasan dan pembelajaran bagi para kader IMM yang sedang menempuh studi jenjang sarjana. “Sehingga mereka bisa mempersiapkan diri ketika terjun ke masyarakat,” kata Affan.
Beberapa alumni IMM yang ikut dalam teleconference di antaranya, Zain Maulana, yang juga tergabung di PCIM Inggis, Faris Al Fadh di Australia, Mahendra di Amerika Serikat, Cesa Septiana di Inggris, Nu’man Iskandar Alam di Uni Emirat Arab, dan Firma Andriani. Sementera sejumlah alumni di dalam negeri yang hadir antara lain Cahyo Prabowo, Muhammad Fakhruddin, Makrus Ahmadi, Ahmad Syaifudin.
Zain Maulana yang juga menjadi dosen UMY menyatakan bahwa siapa saja bisa melanjutkan studi di luar negeri. Dia mengaku bukan termasuk mahasiswa yang terlalu pintar ketika S1 dulu namun berkat tekad dan usaha yang keras, impian tersebut dapat terwujud. “Yang nilainya di kampus jelek jangan berkecil hati. Yang penting terus berusaha,” kata kandidat doktor di School of Politics and International Studies University of Leeds ini.
Sementara itu, Faris Al Fadh mengatakan bahwa mewujudkan impian kuliah di luar negeri tentu bukan sesuatu yang mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan usaha dan kerja keras. “Namun impian tersebut harus diwujudkan setapak demi setapak,” ujar kandidat doktor Murdoch University, Perth, Australia ini.
Dalam kesempatan itu, Cahyo Prabowo yang hadir langsung, mengharapkan kegiatan seperti ini tidak sebatas teleconference tapi harus ada penguatan jaringan antarkader IMM dan alumni. “Sehingga pengalaman dan tantangan yang sudah dihadapi para alumnus bisa menjadi pelajaran untuk para kader agar lebih baik kedepannya,” ujar Prabowo. (Ribas/Rol)