Din Syamsudin: Jika Ingin Muhammadiyah di Sumbar Jaya Perlu Ada Ledakan Besar

Din Syamsudin: Jika Ingin Muhammadiyah di Sumbar Jaya Perlu Ada Ledakan Besar

PADANG, Suara Muhammadiyah–  Ribuan Warga perserikatan Muhammadiyah dan simpatisan tumpah ruah menghadiri Hari Bermuhammadiyah di Halaman Komplek Kauman Padang Panjang, Jumat, (11/3).

Hadir juga Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim Elhusein, Ceo Wardah Cosmetik Nurhayati Subakat, Wagub Sumbar Nasrul Abit, Kadispora Sumbar Priyadi Syukur, Wakil Walikota Padang Panjang Mawardi Samak, Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi dan Pimpinan ortom serta pimpinan PD Muhammadiyah se-Sumbar.

Dalam tabligh akbarnya Din Syamsudin mengatakan, “Ada dua kebanggaan ketika saya hadir disini, saya bangga jadi orang Muhammadiyah, bangga jadi urang awak karena sudah dua kali sumando urang awak,” tuturnya.

Din Syamsudin juga mengajak kepada peserta Hari Bermuhammadiyah silahkan berlomba-lomba untuk kebaikan minimal 1orang permeter persegi untuk berfastabiqul khairat menyumbangkan sebagian harta yang dimiliki untuk kepentingan pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang Panjang.

“Kauman yang menjadi bukti sejarah lahir dan berkembangnya Muhammadiyah di ranah Minang dan mencetak kader nasional. Jika di Yogyakarta ada Kauman, di Sumbar juga ada Kauman Padang Panjang.

Jika Muhammadiyah Sumbar ingin maju maka Muhammadiyah Sumbar perlu Ledakan Besar atau bigbang untuk kembali kepada kejayaan masalalu dimana banyak tokoh nasional dan ulama dicetak dari ranah minang,” jelasnya.

Dia mengajak warga perserikatan untuk terus berjuang bersama Muhammadiyah. “Saya ingin katakan Muhammadiyah adalah gerakan yang bekerja untuk umat tidak penting jabatan apapun manusia, saya berkeyakinan itu ranting itu sangat penting.  Ranting dan cabang itu penting jika Muhammadiyah eksis ranting dan cabang harus eksis jika cabang ranting mati maka Muhammadiyah tidak eksis,” terang Din.

Lanjutnya,  Teologi Muhammadiyah menjaga keseimbangan pemurnian dan pembaharuan. Wilayah muamalat justru penting adanya bidah karena itulah tajdid dan inovasi bagaimana menyelenggarakan pendidikan, “Kalau Muhammadiyah berpegang itu, Muhammadiyah jadi uswah dan qudwah,” tandas Din (RI).

 

Exit mobile version