Muhammadiyah Tidak Alergi Shalawat

Muhammadiyah Tidak Alergi Shalawat

WONOSOBO, Suara Muhammadiyah-Dalam pandangan masyarakat awam, ada kesan yang mempersepsikan Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan yang anti terhadap shalawat. Menurut Ketua PP Muhammadiyah bidang Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendi, padangan itu sangat tidak mendasar sama sekali. Hal itu dikatakan Muhadjir saat menghadiri Tabligh Akbar bertajuk Jawa Tengan Bershalawat jilid 2 yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ahad (12/3).

Muhadjir ikut membacakan ayat al-Ahzab ayat 56, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Ayat itu menunjukkan bahwa shalawat sangat dianjurkan kepada semua umat Islam. Shalawat sebagai bukti kecintaan setiap muslim kepada Nabi Muhammad yang telah membawa agama pencerahan dan pembebasan.

Pengamalam shalawat tidak harus dalam bentuk ritual khusus. “Jadi tidak benar kalau Muhammadiyah dianggap alergi dengan shalawat. Muhammadiyah juga cinta rasul. Setiap hari paling tidak setiap melaksanakan shalat, shalat wajib, shalat sunnah, termasuk shalat tahajud pasti tidak lupa menunjukkan cintanya kepada Rasulullah,” tutur Muhadjir.

Oleh karena itu, Muhadjir mengajak para hadirin untuk memperbanyak pembacaan dan pengalaman shalawat dalam berbagai situasi dan kondisi. Terutama shalawat dalam artian yang lebih substansif. “Sekali lagi marilah kita perbanyak shalawat. Shalawat tidak milik kelompok tertentu. Tetapi milik semua umat Islam,” urainya.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir mengapresiasi langkah PWM Jawa Tengah yang mentransformasikan dakwah kultural dalam bentuk kegiatan Jawa Tengah Bershawalat. “Pokoknya jalan terus pak Tafsir (Ketua PWM Jateng). Mari kita jadikan gerakan Muhammadiyah di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Tengah ini dengan menebar kebajikan. Dengan menebar kebajikan itu, insyaallah kemungkaran akan pelan-pelan ikut terkikis,” katanya.

Menurut Muhadjir, Muhammadiyah harus konsisten menebar kebaikan. “Jadi kalau Muhammadiyah ini rajin menebar makruf, itu bukan berarti Muhammadiyah itu tidak melaksanakan nahi mungkar. Karena kemungkaran itu akan terkikis dengan kita memperbanyak kebajikan  atau kemakrufan,” ungkap Muhadjir yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Kegiatan Tabligh Akbar ini turut dihadiri ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ketua PWM Jawa Tengah M. Tafsir, anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy, Bupati Wonosobo Eko Purnomo dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo (Ribas).

Exit mobile version