Haedar Nashir: Apalah Artinya Kampus yang Megah Tetapi Tanpa Tradisi Ilmu

Haedar Nashir: Apalah Artinya Kampus yang Megah Tetapi Tanpa Tradisi Ilmu

MEDAN, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan, milad ke-60 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dapat dijadikan sebagai renungan untuk memperbaiki diri guna menjadi lebih baik lagi. Haedar berharap UMSU bisa menjadi pusat keunggulan dan perubahan atau center of challenge. Dengan kata lain, bisa menjadi contoh terbaik pendidikan tinggi di Sumut khususnya dalam mengembangkan tradisi ilmu.

“Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian dan terus ditingkatkan oleh UMSU dalam memajukan pendidikan di Sumut. Pertama, bagaimana UMSU terus meningkatkan usaha pembinaan karakter anak bangsa. Karakter yang ditanamkan terhadap generasi penerus adalah tentang akhlak, akal budi ataupun budi pekerti,” katanya dalam pidato milad yang ke-60 tahun Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, di Auditorium kampus Jalan Mukhtar Basri, Medan, Rabu (8/3).

Oleh karena itu, UMSU harus tetap berkomitmen membangun akhlak yang baik sebagai pondasi berbangsa dan bernegara. Diyakini, dengan akhlak yang kuat akan melahirkan negarawan yang memiliki tanggung jawab, jujur, dan amanah.

Kedua, sambung Haedar, bagaimana UMSU menjadi kampus pusat ilmu pengetahuan, taman literasi, yang membangun budaya membaca dalam arti luas. Tradisi membaca dalam bahasa arabnya iqra, merupakan budaya agama Islam.

Tradisi ini sangat luar biasa, dan untuk itu UMSU dapat menjadi universitas yang melahirkan generasi cerdas dan berilmu demi membawa kemajuan bangsa Indonesia. Haedar menyatakan bahwa tanpa tradisi ilmu, maka universitas akan kehilangan jati dirinya.

“Apalah artinya kampus yang megah, tetapi tanpa tradisi ilmu,” tutur Haedar.

Ketiga, dari UMSU harus lahir karya-karya pencerahan. Sebab, bangsa ini masih jauh tertinggal dari bangsa lain. Karena, bangsa ini memiliki problematika yang perlu kehadiran generasi penerus untuk memecah atau menyelesaikan masalah. Bukan sebaliknya, generasi bangsa yang menjadi bagian dari masalah,  apalagi membuat masalah.

“Perlu diketahui, negara ini kerap rusak lantaran ada anak bangsa yang membuat masalah atau menjadi bagian dari masalah hingga menjadi besar. Kalau masalah ini semakin menggelembung, maka bangsa ini semakin tersandera atau stagnan,” sebut Haedar.

Hadir pada acara itu antara lain  Gubernur Sumut, HT Erry Nuradi, Walikota Medan HT Dzulmi Eldin, Rektor UMSU Dr Agussani, MAP, Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut Prof Dian Armanto, Wakil Walikota P.Siantar, para rektor PTS, Ketua Umum MUI Medan Prof Dr Mohd Hatta serta sivitas akademika UMSU.

Dalam pidatonya, Gubernur Sumut H T Erry Nuradi mengatakan,  Sumut menaruh harapan besar kepada UMSU sebagai salah satu perguruan tinggi yang ikut menjadi penentu kualitas bangsa karena  telah melahirkan cendikiawan muda dan gagasan brilian dalam menyelesaikan persoalan bangsa yang semakin hari kian kompleks.

Dia mengatakan, pilihan generasi muda menuntut ilmu di UMSU sudah tepat sejalan dengan harapan    meraih pendidikan dan pembinaan  yang berkualitas dan tidak kalah bersaing. “Saya yakin UMSU akan banyak lagi melahirkan calon pemimpin yang cerdas pada masa depan, sehingga menjadi penentu kualitas bangsa,” katanya.

Untuk itu pada Milad Ke-60 ini,  Erry Nuradi menyatakan komitmennya di hadapan Ketua Umum PP Muhammadiyah, rektor, sivitas akademika dan hadirin siap membantu pengembangan kampus UMSU terpadu di lahan seluas 24 ribu ha guna mencerdaskan anak bangsa, selain menjadikan UMSU sebagai pusat pengembangan berbagai ilmu yang kompetitif. “Apa yang diinginkan UMSU (terkait rekomendasi pelepasan  lahan) akan saya perhatikan dan sudah menjadi catatan saya,” katanya. (Qorib/Ribas)

Exit mobile version