PURWOREJO, Suara Muhammadiyah-Pendidikan pengenalan pengetahuan dan wawasan dalam penanganan musibah kebakaran perlu diperkenalkan sejak dini kepada anak agar dapat tertanam secara mendalam dalam diri anak. Hal inilah yang dilakukan oleh Sekolah Teladan SD Muhammadiyah Kemiri pada awal pekan ini (13/3). Bertempat di Komplek Masjid Baiturrahman Kemiri Kidul dan Lapangan Kecamatan Kemiri menggalakkan pembelajaran pelatihan pemadaman kebakaran yang bekerja sama dengan Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Purworejo.
“Pelatihan Pemadaman Kebakaran ini sebagai salah satu bentuk proses pendidikan non akademik dalam bentuk indoor dan outdoor. Diselenggarakan dalam jeda pasca Ujian Tengah Semester Genap. Bertujuan mengenalkan pada siswa terkait penanganan musibah kebakaran, melatih mental dan keberanian siswa, serta sebagai ajang promosikan lemabga pendidikan Islam ini kepada masyarakat luas,” ujar Widi Hastomo Kepala Sekolah.
Dalam kesempatan kali ini tim yang diturunkan dalam pelatihan oleh SATPOL PP yang menaungi Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Purworejo sejumlah 5 orang dengan dikoordinatori oleh Eko Sulisyawan. Disampaikan dalam penjelasan oleh salah satu koordinator tim diawali pemaparan sejarah singkat pemadam kebakaran, pengertian, penyebab kebakaran dan teori cara pemadaman kebakaran.
“Dalam penanganan kebakaran ada 3 teori yang dapat dilakukan dalam memadamkan api yaitu cooling, smoothing dan starvation. Sedangkan dalam penerapannya ada beberapa peralatan yang dibutuhkan baik secara sederhana maupun yang komplit tergantung kejadian kebakaran yang terjadi,” ujar Eko Sulistyawan Koordinator Tim.
Ia pun menjelaskan beberapa peralatan yang sering digunakan dalam penanganan api ringan digunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) serta ada peralatan sederhana di sekitar kita yang dapat digunakan. Dalam pelatihan ini akan dilakukan simulasi langsung beberapa macam cara tersebut.
“Program semacam masuk sebagaimana pemantap kurikulum akademik yang telah berjalan. Lebih lanjut lagi dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang program yang dilaksanakan lembaga pendidikan ini. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman lebih dan secara dini terhadap penanganan musibah kebakaran,” lanjutnya.
Kegiatan ini merupakan bentuk proses pendidikan non akademik dilaksanakan pasca Ujian Tengah Semester Genap. Kegiatan indoor dilaksanakan di ruang aula sekolah dan kegiatan out door dilaksanakan di halaman sekolah dan Lapangan Kecamatan Kemiri dengan macam kegiatan simulasi langsung untuk penanganan secara sederhana menggunakan karung goni, menggunakan APAR dan menggunakan peralatan lengkap selang air yang dilengkapi dengan perlengkapan perlindungan diri terhadap api seperti helm penutup kepala, baju anti api, sepatu tahan panas dan sarung tangan tahan panas.
“Dengan pelaksanaan pelatihan kali ini dapat memberikan pemahaman secara langsung kepada siswa beserta guru dalam penanganan musibah kebakaran sehingga jikalau suatu ketika menghadapi secara nyata mengetahui langkah seperti apa yang harus ditempuh,” pungkas Widi Hastomo (Akhmad Musdani).