Haedar Nashir: Pendirian Universitas di Malaysia, Terobosan Muhammadiyah Berkemajuan

ramadhan

Foto Dok Ilustrasi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendorong pendirian dan pengembangan universitas Muhammadiyah di Malaysia, hasil konsorsium rektor-rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). “Itu merupakan sebuah langkah terobosan dari prinsip Muhammadiyah berkemajuan, yang mulai memasuki kawasan ASEAN,” ucap Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ditemui di sela-sela Rapat Pleno PP Muhammadiyah baru-baru ini.

Langkah awal pengembangan prinsip Muhammadiyah berkemajuan ini, kata Haedar,  juga bagian dari ikhtiar internasionalisasi Muhammadiyah sekaligus mengembangkan kosmopolitan, universalitas, Islam berkemajuan. “Maka konsorsium ini, nantinya akan terus melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan berbagai macam tahapan,” terangnya.

Di antara tahapan itu, lanjutnya, berkaitan dengan kepemilikan saham dan legalitas. Karena Muhammadiyah selalu berpegang pada asas good governance (penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggung jawab sesuai prinsip demokrasi), asas legalitas, kredibilitas, dan fisibilitas yang seksama.

Hal serupa juga disampaikan Bambang Setiaji Ketua konsorsium PTM. Menurutnya, PP Muhammadiyah berkeinginan agar Muhammadiyah melalui amal usahanya (AUM) bisa dikenal dan diterima di ASEAN. “ Yang paling dekat Malaysia dan Thailand,” jelasnya.

Tetapi di Malaysia, kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta itu, ijin untuk mendirikan universitas baru sudah ditutup. Karenanya yang memungkinkan dilakukan oleh Muhammadiyah adalah membeli atau mengakuisisi perguruan tinggi yang sudah ada.

Sebelumnya, cerita Bambang Setiaji, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia beserta ilmuan-ilmuan yang tertarik kepada Muhammadiyah membuat kantor yang bertugas memulai AUM ini (Universitas Muhammadiyah di Malaysia) di sana. Dari situ PP Muhammadiyah menunjuk 12 PTM untuk mendirikan kantor tersebut.

Untuk sementara, Sambungnya, kantor di Malaysia difungsikan untuk membantu publikasi internasional dosen-dosen PTM. Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia mewajibkan dosen untuk go internasional melalui karya tulis, seminar presentasi riset, dan pemikiran. “Tahun 2017 ini, kantor di Malaysia akan mengadakan beberapa kali konferensi internasional untuk mempresentasikan riset-riset dosen PTM yang jumlahnya 12 ribu dosen,” Terang Bambang Setiaji.

“Langkah selanjutnya, dari kantor yang ada, akan ditingkatkan statusnya menjadi Universitas cabang 12 PTM,” imbuhnya (gsh/yusri).

Exit mobile version