YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Penyebaran penyakit HIV Aids merupakan masalah serius yang harus diputus rantai penularannya. Berbagai tindakan pengobatan dan tindakan preventif terus dilakukan sebagai upaya menekan tingginya angka tersebut. Berangkat dari hal tersebut, Program Studi Magister Kebidanan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar seminar nasional pada Sabtu (18/3) di Gedung Baroroh Baried, Unisa. Kegiatan bertajuk “Health Technology Assessment dalam Pengelolaan HIV/AIDS pada Pelayanan Kebidanan” ini dipaparkan oleh 8 narasumber yang ahli di bidangnya.
Tampil sebagai narasumber di antaranya yaitu Kaprodi S2 Kebidanan Unisa Mohammad Hakimi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman DIY Nurulhayah, Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Laurensia Lawintono, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Ismarwati, Dosen Kebidanan Unisa Mufdillah, Guru Besar Pendidikan Kedokteran UGM Ova Emilia, Rukmono Sisiwihantono, serta Dhesi Ari Astuti.
Dalam kesempatan tersebut, Kaprodi S2 Kebidanan Unisa Mohammad Hakimi menyampaikan bahwa Health Technology Assessment (HTA) mendefinisikan teknologi kesehatan sebagai intervensi yang digunakan untuk mempromosikan, mencegah, mendiagnosis, mengobati penyakit, dan rehabilitasi.
“HTA itu sebenarnya semangatnya adalah bahwa semua teknologi kesehatan itu sebelum dipakai secara luas harus dievaluasi dulu. Nah yang dimaksud teknologi di sini bukan hanya alat-alat, obat, dan lain-lain tapi juga menyangkut organisasi dan sistem,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Nurulhayah menuturkan mengenai perlunya beberapa regulasi yang terkait dengan penanganan HIV Aids melalui kebidanan. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi Prodi Kebidanan Unisa atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Jumlah perempuan yang terkena HIV Aids ternyata semakin lama semakin meningkat. Kita lihat juga akibat dari HIV Aids, apabila kemudian si perempuan hamil, lalu beban pasca persalinan, dia akan menularkan kepada anak. Jadi ini memang harus serius ditangani oleh pihak-pihak terkait,” pungkasnya.
Senada, Rektor Unisa Yogyakarta Warsiti mengaku bangga dan mengapresiasi geliat mahasiswa magister kebidanan Unisa. Menurutnya, mahasiswa magister kebidanan Unisa tak hanya memiliki keahlian di bidangnya, namun juga memiliki keterampilan lain yang dapat digunakan sebagai bekal. “Unisa memberikan apresiasi tinggi kepada S2 Kebidanan Unisa. Tak hanya itu, prodi ini juga beberapa waktu lalu telah mendapatkan akreditasi dari LAMPTKES,” ujarnya.
Terkait pelaksanaan kegiatan, Ketua Panitia Gracea Petricka mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin. Menurutnya, hal ini merupakan langkah bagaimana kebidanan mampu mengawal metode ilmiah sehingga bisa menjadi sebuah landasan atau praktek. “Kita sebenarnya seminar nasional, targetnya di daerah Pulau Jawa. Tapi tidak menutup kemungkinan hadir juga peserta dari Kalimantan dan Pulau-Pulau lain. Total yang hadir sekitar 450 peserta,” tandasnya (Yusri).