Lazismu Jemput Petani Karawang yang Sakit dari RSIJ Cempaka Putih ke Tanah Abang

Lazismu Jemput Petani Karawang yang Sakit dari RSIJ Cempaka Putih ke Tanah Abang

JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Nengsah (34) petani asal Karawang itu demam tinggi. Malam Ahad itu (18/3) ia segera di bawa Lazismu dan MDMC ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSIJ Cempaka Putih. Lazismu berkoordinasi dengan RSIJ agar petani itu mendapat perawatan.

Menurut Tim Medis RSIJ Cempaka Putih, Nengsah mengalami infeksi lambung. Telat makan dan lamanya perjalanan selama 3 hari dari Karawang menuju Jakarta, adalah faktor pemicu Nengsah sakit.

Senin, 20 Maret 2017, RSIJ Cempaka Putih mengabarkan kepada Lazismu bahwa Nengsah kondisinya sudah membaik dan Lazismu dipersilakan menjemputnya.

Saat ini Nengsah sudah berada di tempat relokasi bersama petani lainnya. Nengsah mengatakan malam itu perutnya begitu sakit dan pingang juga alami rasa sakit yang sama. “Suhu tubuh saya panas dan demam,” kata Nengsah. “Terima kasih saya sampaikan kepada Lazismu dan Dokter yang telah merawat saya,” tambahnya.

Petugas ambulans Lazismu, Helmi mengatakan, tim dokter mengijinkan Lazismu untuk menjeputnya. Dokter mengatakan Nengsah harus banyak istirahat, cerita Helmi menirukan Syahrul salah satu staf Lazismu yang ikut memfasilitas petani yang sakit.

Nursamsu (33) petani lainnya di tempat relokasi mengatakan, kami sebetulnya juga tidak ingin sakit dan susah seperti Ibu Nengsah. Kami ingin segera pulang dan hidup bertani seperti biasa. “Sekarang kami tidak tahu harus melakukan apa, rumah dan tanah tempat kami bertani Jeruk telah digusur,” kata Samsu.

Hal senada dikatakan Samsuri (57), bahwa dirinya bersama yang lain telah bertani selama bertahun-tahun. “Itu mata pencaharian kami sehari-hari, sejak lebaran Idul Fitri tahun kemarin, kami tak sanggup hidup tanpa bekerja” tegasnya. “Bagaimana dengan nasib keluarga dan anak-anak kami?” sambungnya.

Mereka pun ingin cepat pulang kampung, dan pemerintah kabupaten Karawang dapat menyelesaikan persoalan ini. Samsuri menambahkan, “Kami semua tidak ingin ditampung di tempat lain jika kami tidak bekerja,” pintanya (na).

 

 

 

 

Exit mobile version