Biro Konsultasi Aisyiyah Purworejo, Fasilitasi Jamaah Menuju Keluarga Sakinah

Biro Konsultasi Aisyiyah Purworejo, Fasilitasi Jamaah Menuju Keluarga Sakinah

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka memantapkan dakwah Islam, Pimpinan Daerah Aisyiyah Purworejo meluncurkan Biro Konsultasi Keluarga Sakinah (BBIKSA) dan pengajian pimpinan dan  pada Minggu (19/3) di Masjid Universitas Muhammadiyah Purworejo. Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Tabligh PDA Purworejo ini rencananya akan dilaksanakan secara periodik. Acara dikemas dalam bentuk Tabligh Akbar dengan dihadiri sekitar 750 jamaah yang terdiri atas perwakilan Pimpinan Cabang Aisyiyah-Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan Aisyiyah, organisasi otonom, mahasiswa UM Purworejo, serta masyarakat umum lainnya.

Ketua PDA Purworejo mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai momentum untuk meluncurkan Pimpinan dan Biro Konsultasi Keluarga Sakinah (BIKSA). “Agenda hari ini yaitu Tabligh Akbar sebagai momentum untuk melaunching Pengajian Pimpinan dan BIKSA. Harapannya, biro ini dapat turut serta memfasilitasi jamaah untuk mendukung tercapainya keluarga yang sakinah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PDM Purworejo, Pujiono dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dengan adanya launching pengajian dan BIKSA yang disemarakkan dengan Tabligh Akbar ini. Ia menekankan bahwa ruh persyarikatan Muhammadiyah ada pada pengajian. Menurutnya, pengajian merupakan forum silaturahmi, introspeksi diri, berdzikir, dan berfikir. Ia juga mengingatkan kembali terkait 10 karakter Muhammadiyah yang diharapkan dapat diyakini dan diterapkan dalam diri masing-masing.

“Peran perempuan sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Ketika kaum perempuan baik, maka akan dapat menghasilkan generasi bangsa yang baik pula. Maka dari itu, melalui Aisyiyah inilah kepedulian pendirian persyarikatan in dapat dilihat dengan jelas dan diteladani bersama. Juga perlu selalu diterakan bersama secara istiqomah 10 karakter Muhammadiyah yang telah ada,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Ustadzah Maria Anna yang berbagi mengenai perjalanan hidupnya dalam mendapatkan hidayah Islam setelah sebelumnya menganut agama Katholik. Diceritakan bahwa setelah 5 tahun mempelajari agama Islam secara seksama, dirinya menemukan keindahan Islam. Ia juga memaparkan mengenai proses kristenisasi yang dilakukan oleh para penganut agama sebelumnya dan turut serta memurtadkan umat muslim dengan berbagai langkah yang ditempuh, doktrin yang ditanamkan putra-putri penganut katholik terhadap umat muslim dan lain sebagainya.

“Beberapa hal yang menjadi jalan masuk agama yang saya anut sebelum Islam seperti melalui perkawinan, bidang ekonomi, budaya seni, dan budaya lainnya,” pungkasnya ().

Exit mobile version