Aulia Abdan Idza Shalla
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
قَالَ اللهُ تَعَالَي فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ,وَاتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّمُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّبِدْعَةٍ ضَلَالَةٌوَكُلَّضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
Jama’ah Jum’at Rahiimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri dan juga kepada jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Karena dua perkara tersebutlah yang akan kita bawa sebagai bekal menghadap Allah Tuhan Seru Sekalian Alam. Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada Nabiyullah Muhammad saw, Nabi akhir zaman, pembawa rahmat bagi semesta alam.
Jama’ah Juma’t Rahiimakumullah.
Ada dua hal yang membedakan kita, manusia, dengan mahluk-mahluk Allah yang lainnya di dunia ini. Pertama bahwa manusia diberi akal oleh Allah swt dan kedua mereka menggunakan akal tersebut untuk menuntut ilmu.
Ada mahluk Allah yang diberi otak namun tidak diberi akal, misalnya adalah para binatang. Jadi, siapa saja yang memiliki otak namun tidak menggunakan akalnya maka ia sama saja dengan binatang. Ada juga mahluk Allah yang menggunakan akalnya namun tidak menggunakannya untuk menuntut ilmu, contohnya adalah para Jin. Peradaban para Jin tidaklah semaju peredaban kita, hal tersebut karena mereka tidak menggunakan akal mereka untuk menuntut ilmu. Maka siapa saja yang memiliki akal namun tidak menggunakannya untuk menuntut ilmu, ia sama saja dengan para Jin.
Oleh karena itu, jama’ah sekalian, agama Islam menempatkan ilmu, para penuntut ilmu dan orang-orang yang memiliki ilmu di atas mahluk-mahluk yang lainnya. Allah swt berfirman dalam surat al-Mujadilah ayat 11,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
Rasulullah saw juga bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Ketika seorang manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang salih yang mendoakannya.” (HSR. Muslim, al-Tirmidzy, Abu Dawud, al-Bayhaqy, al-Nasaiy dan lainnya. Sedangkan lafal hadis tersebut milik al-Nasaiy).
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ
Artinya: “Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah tempuhkan untuknya jalan dari jalan-jalan surga. Dan sesungguhnya para Malikat sungguh akan meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha kepada penuntut ilmu. Dan sesungguhnya penghuni langit yang tujuh dan penduduk bumi memintakan ampun kepada Allah terhadap penuntut ilmu.” (HSR. Abu Dawud, al-Tirmidzy, Ahmad, dan lainnya. Sedangkan lafal hadis tersebut milik Abu Dawud).
Jama’ah Jum’at Rahiimakumullah
Menuntut ilmu, jika dilihat dari hukum menuntutnya dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama ilmu yang hukumnya fardlu kifayah dan kedua, ilmu yang hukumnya fardlu ‘ain.
Ilmu yang hukumnya fardlu kifayah adalah ilmu-ilmu duniawi seperti ilmu kedokteran, tata negara, politik, sosial dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jika sudah ada beberapa orang atau kelompok yang telah menekuni ilmu-ilmu tersebut, maka gugurlah kewajiban kita untuk menekuninya.
Sedangkan ilmu yang hukumnya fardlu ‘ain adalah ilmu-ilmu ukhrawi. Seperti ilmu Akidah atau Tauhid, Akhlaq, al-Qur’an dan Hadis. Ilmu-ilmu tersebut wajib ditekuni oleh setiap muslim.
Jama’ah Jum’at Rahiimakumullah
Jika kita dapat berkaca kepada para ulama maupun ahli-ahli ilmu duniawi pada masa kejayaan Islam maka kita akan mendapatkan fakta yang mencengangkan. Para ilmuwan sekaliber Ibnu Sina yang terkenal sampai ke negeri barat sebagai seorang ahli kedokteran yang dinamai Avicena misalnya. Sebelum ia menekuni dunia kedokteran ia telah terlebih dahulu mendasarinya dengan ilmu-ilmu agama, bahkan ia juga terkenal sebagai seorang filsuf, seorang pemikir Islam yang luar biasa.
Maka benarlah sebuah pepatah yang mengatakan bahwa “Ilmu tanpa agama itu buta, dan agama tanpa ilmu itu sia-sia.”
Satu contoh dan pepatah tersebut menunjukkan secara nyata kepada kita, bahwa ilmu agama adalah ilmu yang sangat penting dimiliki oleh setiap muslim sebagai pondasi bagi setiap ilmu-ilmu dunia yang lainnya.
Banyak sekali kasus moralitas yang terjadi di negeri ini dikarenakan minimnya ilmu agama yang dimiliki oleh setiap muslim. Contohnya saja para wakil kita di gedung DPR sana. Mereka disana bukanlah orang-orang bodoh. Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi terutama dalam bidang politik kenegaraan. Namun mengapa begitu banyak dari mereka yang terjerat kasus korupsi?.
Hal tersebut terjadi tidak lain dikarenakan minimnya kesadaran mereka tentang konsep ke-Tuhanan.Mereka lupa atau memang tidak tahu bahwa ada Allah swt yang Maha Melihat, yang mengetahui setiap perbuatan mereka. Mereka lupa setiap perbuatan yang mereka lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Mereka lupa bahwa amanah yang mereka emban sebagai seorang pemimpin adalah sebuah amanah dan berpengaruh terhadap banyak orang yang dipimpin oleh mereka, yang bergantung kepada kebijaksanaan mereka, yang mempercayai mereka sepenuh hati.
Jama’ah Jum’at Rahiimakumullah
Solusi yang terbaik bagi permasalahan di atas dan yang semisalnya adalah pendidikan agama, yang meliputi Aqidah, Akhlaq, al-Qur’an dan Hadis dan lain sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut harus diterapkan sejak dini agar dapat melekat erat dalam sanubari setiap anak-anak muslim. Dan ketika mereka telah menginjak dewasa dengan keahlian mereka masing-masing, mereka dapat menekuni keahlian mereka tersebut dengan bingkai-bingkai ke-Tuhanan yang kokoh.
Sehingga ketika mereka telah menjadi seorang pemimpin, mereka akan menjadi pemimpin yang amanah dan taat kepada Allah swt. Ketika mereka telah menjadi ilmuwan, mereka akan bertanggungjawab terhadap ilmu-ilmu yang mereka miliki, dan menggunakannya untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, sehingga tidak akan ada lagi penyalahgunaan nuklir, misalnya. Dan lain sebagainya.
Jama’ah Jum’at Rahiimakumullah
Akhirnya, marilah kita sebagai orang tua bagi anak-anak kita, sebelum kita hantarkan mereka menuju cita-cita mereka di dunia ini, entah menjadi dokter, insinyur, atau presiden sekalipun, alangkah baiknya kita bekali diri mereka dengan ilmu-ilmu agama yang bermanfaat bagi mereka baik untuk dunia mereka maupun untuk akhirat mereka kelak. Baik pendidikan secara formal di sekolah-sekolah Islam, maupun dalam lingkungan keluarga kita sendiri.
Kita berdoa semoga Allah swt meridhai kita untuk senantiasa istiqamah mendidik anak-anak kita dengan baik dan benar berlandaskan bingkai-bingkai Agama Islam yang mulia di bawah tuntunan Nabiyullah Muhammad saw. Aamieen…
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِالْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. يَا قَادِيَ الْحَاجَاتِ.رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.