YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka semarak Hari Tuberkulosis (TB) se-dunia yang biasa diperingati pada tanggal 24 Maret, Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY melalui Community TB-HIV /AIDS Care Aisyiyah DIY bersama dengan Majelis Pembinaan Kesehatan Umat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta menyelenggarakan serangkaian kegiatan yaitu Gerakan Ketuk dengan melibatkan sejumlah 42 kader aktif pada (6-15/3). Selain itu, sebagai puncak acara akan digelar Talkshow/ Diskusi Interaktif bertajuk “Kondisi TB di Yogyakarta, Pentingnya Memeriksakan Diri & Mengobati Sampai Tuntas” serta deklarasi penanggulangan dan pencegahan TB-HIV di Kota Yogyakarta yang rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu (1/4).
Program ini berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya angka TB-HIV di Indonesia. Data dari WHO Global Tuberculosis Report 2016 menyatakan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk 254.831.222, menempati posisi kedua dengan beban TB tertinggi di dunia. menelisik lebih dekat, sumber dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam 2 tahun terakhir menunjukkan peningkatan jumlah kasus TB semua tipe yang cukup sifgnifikan. Tahun 2016, Kota Yogyakarta menunjukan adanya peningkatan penemuan kasus TB semua tipe dengan yakni sebesar 986 kasus dibandingkan di tahun sebelumnya sebanyak 812 kasus.
“Community TB-HIV Care Aisyiyah DIY merupakan pelaksana program yang konsen pada upaya-upaya penanggulangan TB da HIV berbasis komunitas dan tentunya berkoordinasi dengan berbagai pihak khususnya Dinas Kesehatan,” ungkap Slamet Suhartono, Koordinator Program SR DIY.
Menurut Slamet, peringatan Hari TB sedunia ini menjadi momen untuk menata perjalanan program Community TB Care Aisyiyah setahun ke depan. “Hari TB sedunia ini adalah tahun ke-8 perjalanan program sebagai Principal Recipient. Dalam du tahun ini pula Community TB Care Aisyiyah DIY dituntut untuk mampu menjadi agen penggerak dalam menggalang dukungan yang lebih luas dari berbagai pihak untuk mendorong pencapaian penanggulangan TB di Indonesia,” jelasnya.
Gerakan ketuk pintu, lanjut Slamet, bertujuan untuk memberikan edukasi tentang TB dan melakukan skrinning untuk menemukan orang terduga TB serta merujuk terduga TB untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan.
Adapun penyebaran gerakan ketuk pintu yang sudah dilaksanakan hingga Rabu (22/3) yakni sebanyak 6.985 rumah dengan rincian yakni di Sleman sebanyak 1.631 rumah, Gunung Kidul sebanyak 1.200 rumah, Kota Yogyakarta sebanyak 1.440 rumah, Kulon Progo sebanyak 1.269 rumah, dan Bantul sebanyak 1.445 rumah.
Sementara itu, Koordinator Pelaksana Program SSR TB-HIV Aisyiyah Kota Yogyakarta, Rakhmawati mengungkapkan bahwa konsep ketuk pintu ini sesuai dengan petunjuk teknis dari Kemenkes RI yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Menurutnya, tantangan dalam melaksanakan program ini sangat beragam bagi masing-masing kader. “Dari ketuk pintu ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang diedukasi dan makin mengenal tentang TB,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Slamet berharap dengan semakin besarnya dukungan bagi upaya penanggulangan TB ini apa yang menjadi cita-cita bersama untuk mewujudkan Indonesia dan DIY bebas TB dapat tercapai.
“Diharapkan kegiatan ini dapat memperluas cakupan dan jangkauan sehingga dapat menemukan kasus-kasus TB di masyarakat untuk dapat segera mendapatkan penanganan dari layanan kesehatan,” tandasnya (Yusri).