YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Memasuki abad kedua, Aisyiyah terus mengembangkan dirinya dan berkiprah menjadi organisasi perempuan Muhammadiyah yang terus menggerakkan roda persyarikatan dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan. Demi ketercapaian hal tersebut, sinergi terus dilakukan Aisyiyah dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menjelaskan bahwa terdapatnya tiga visi yang menjadi pokok pikiran Aisyiyah di Abad kedua yakni Islam berkemajuan, dakwah yang mencerahkan, dan perempuan berkemajuan. Menurutnya, bahasan mengenai perempuan berkemajuan ini merupakan wujud dari gerakan Aisyiyah yang bermisi unggul, mempunyai cita-cita besar, serta memiliki landasan.
“Aisyiyah punya landasan bagaimana perempuan ini bergerak. Bagaimana perempuan ini bergerak juga ada dalam pokok pikiran Muhammadiya,” ungkapnya, Jumat (24/3) dalam TOT Mubalighat Nasional di Hotel Satya Graha Yogyakarta.
Perempuan berkemajuan, lanjut Noor, menitikberatkan pada kemajuan alam pikiran dan kondisi kehidupan yang maju dalam segala aspek baik secara struktural maupun kultural. Oleh karenanya, Noor menekankan pentingnya peran perempuan untuk ikut terlibat dalam pimpinan majelis-majelis maupun lembaga yang ada dalam pimpinan wilayah atau daerah Muhammadiyah. “Dalam pantauan kami, penting untuk melibatkan ibu-ibu Aisyiyah dalam pimpinan, karena nantinya di situ sinergi terjadi secara langsung,” imbuhnya.
Melihat geliat Aisyiyah di berbagai wilayah yang semakin menunjukan prestasinya, Rektor UMS terpilih Sofyan Hanif turut memberikan apresiasi. Dalam pandangan Sofyan, sinergi antara Aisyiyah dan perguruan tinggi menjadi penting karena kedua pihak tersebut saling melengkapi.
Menurutnya, Perguruan Tinggi mampu mengimplementasikan konsep. Namun untuk implementasi langsung di lapangan, pihaknya yakin bahwa Aisyiyah lebih mampu dan berkompeten dalam merangkul masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara Aisyiyah dan UMS.
“Ibu-ibu Aisyiyah bisa bekerjasama dengan UMS untuk banyak hal. Kami yakin Aisyiyah lebih joss untuk mengimplementasikan secara langsung. Masyarakat menunggu pesan-pesan yang dibawa melalui aktivitas dakwah Aisyiyah,” pungkasnya.
Terkait dakwah Aisyiyah, Sofyan berharap upaya peningkatan kualitas dakwah Aisyiyah juga diikuti oleh para mubaligh dan mubalighat di tingkat wilayah.
“Harapan saya, ini akan diikuti oleh para muballigh di tingkat wilayah sehingga semua komponen punya visi yang sama untuk antisipasi kebutuhan jamaah dalam membesarkan persyarikatan. Kita harus melakukan budaya dakwah yang memang dibutuhkan masyarakat,” tandasnya (Yusri).