MAGELANG, Suara Muhammadiyah-Tanggal 14 Maret 2017 merupakan momentum penting bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Hari itu IMM telah menggenapkan usianya yang ke 53 tahun. Lebih dari setengah abad bukanlah waktu yang singkat untuk IMM tetap bertahan menjadi sebuah gerakan mahasiswa yang telah menorehkan tinta emas perjuangan gerakan mahasiswa. Kelahiran IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah. Hal ini berarti setiap hal yang dilakukan oleh IMM merupakan interpretasi dari cita-cita hidup Muhammadiyah.
Bertepatan dengan Milad IMM Ke 53, Pimpinan Cabang IMM Magelang bekerjasama dengan Badan Kesbang Polinmas Kota Magelang mengadakan dialog kebangsaan dengan tema “Peran Generasi Muda Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Dan Mengantisipasi Paham Radikalisme”. Dialog kebangsaan yang dihadiri oleh generasi muda sebanyak 300 orang yang terdiri dari beberapa unsur mahasiswa dan pelajar tingkat SMA/SMK Se Kota Magelang tersebut berjalan dengan penuh antusias.
Ir Eri Widyo Saptoko, MSi selaku ketua Kesbang Polinmas Kota Magelang dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah membuat kerukunan antar umat beragana dengan membangun generasi yang toleran. Sehingga generasi muda di Kota Magelang mampu terbentengi dari paham radikal. Terlebiha adalah para mahasiswa dan remaja yang secara pemikiran masih labil. Mudah terpengaruh dan kagum dengan hal baru.
Selain itu, ketua PC IMM Magelang Fikriyadi mengatakan bahwa ditengah berbagai problematika bangsa yang akhir-akhir ini mengatasnamakan atau menggunakan simbol-simbol agama, maka IMM sebagai gerakan mahasiswa dan generasi muda turut prihatin. Kita tidak dapat memungkiri atas kondisi Indonesia yang merupakan negara majemuk dari berbagai sudut pandang seperti budaya, etnis dan agama yang terbingakai dalam Bineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, menjaga keutuhan negara ditengah kemajemukan menjadi sebuah keharusan. Nilai-nilai toleransi yang menjadi manifestasi agama harus menjadi dasar kebersamaan dalam merawat NKRI. Generasi Muda sebaga penerus perjuangan bangsa harus mampu memahami fitrah Tuhan tersebut, “ujarnya”.
Ada tiga pemateri yang memberikan pemaparan dalam kegiata tersebut yaitu Kapten. Inf. I Ketut Kukuh AW, S. Sos selaku Pasi Intel Kodim 0705 Magelang, Drs H Abdul Muchit, MAg sebagai Kasubag TU Kemenag Kota Magelang, dan Drs. Yatino selaku Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Magelang. Dari ketiga pemateri tersebut kesimpulannya adalah merawat NKRI merupakan sebuah harga mati. Pluralisme dan multikulturalisme merupakan bagian rahmat Tuhan yang harus dijunjung tinggi oleh setiap pemeluk agama. Terlebih adalah bangsa Indonesia yang hidup dengan kemajemukan dari berbagai sudut pandang (Fury Fariansyah/Kota Magelang).