GUNUNG KIDUL, Suara Muhammadiyah- Sebagai bukti dari ikhtiar dalam memajukan pendidikan, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tidak hanya berfokus kepada pengembangan dirinya sendiri. Namun, dengan melakukan ta’awun, PTM turut membantu mengembangkan pendidikan di level dasar dan menengah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosobo, Gunung Kidul yang mana merupakan Sekolah Laboratorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, pada Ahad (26/3).
“Jadikan pendidikan benteng terdepan kita dalam membangun bangsa dan meredam dampak negatif dari segala perubahan sosial yang ada,” pesan Haedar.
Telah berdiri sejak tahun 1980, bangunan MIM Wonosobo yang terletak di Dukuh Wonosobo, Banjarejo, Tanjungsari, Gunung Kidul, sejak lama bangunannya sudah tidak layak untuk lagi untuk digunakan. Sedangkan, warga sekitar yang menggantungkan kebutuhan pendidikan anak mereka ke sekolah yang kembali dibangun dengan bantuan UAD pada tahun 2016.
Haedar pun mengapresiasi segala langkah yang dilakukan oleh UAD dalam menyukseskan kembali pendidikan di daerah yang cukup jauh dari kota tersebut. Ia pun berpesan bahwa setelah dibangunnya gedung yang kokoh dan megah tersebut, guru dan seluruh pihak harus sungguh-sungguh dalam mendidik para siswa dan siswi menjadi generasi yang rahmatan lil alamin.
“Memang tidak ada apapun yang dimulai dengan mudah. Namun, tugas guru setelah ini adalah membesarkan sekolah ini supaya dari sekolah ini mampu lahir generasi yang rahmatan lil alamin,” tegas Haedar.
Dalam memajukan sekolah Muhammadiyah, Haedar menekankan bahwa guru harus menumbuhkan dan membangun inner dynamic atau niat dan hasrat sehingga mampu memacu dirinya untuk selalu maju dan berkembang. Melihat ke belakang, Haedar membandingkan Indonesia dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yang kini mampu melampaui pertumbuhan Indonesia. Padahal, jika dihitung-hitung, Thailand, Singapura dan Malaysia merdeka setelah bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan.
“Ini adalah salah satu kekuatan bangsa yang selalu ingin maju. Saat ini, kita masih memiliki masalah dalam membangun inner dynamic,” tukasnya.
Menurutnya, ada 3 keunggulan yang didapatkan di sekolah Muhammadiyah. Pertama, sekolah Muhammadiyah menjadikan Iman, Takwa dan Akhlaq sebagai modal ruhani yang paling utama. Kedua, Muhammadiyah selalu menekankan kepada peserta didiknya menjadi insane yang berilmu dan berakal.
“Tidak ada bangsa yang maju tanpa tradisi ilmu. Jadikan madrasah ini sebagai taman ilmu. Dan ingat, mencari ilmu itu ada pahala yang didapatkan,” katanya.
Ketiga, Haedar menegaskan bahwa keberadaan sekolah-sekolah yang ada, Muhammadiyah ingin mengajak masyarakat hidup dengan makmur dan sejahtera lahir dan batin. Oleh karenanya, Haedar berpesan kepada orang tua murid untuk bersama-sama bekerjasama dalam menyukseskan pendidikan yang ada di MIM Wonosobo. Sehingga, dengan kerjasama tersebut, anak mampu terbangun mental yang kuat agar tidak mudah terpengaruh.
“Sehingga anak dapat memilih dan memilah. Selain berakhlak mulia, sekolah Muhammadiyah mengajarkan agar anak mengetahui bagaimana tanggungjawabnya sebagai pemimpin. Semoga madrasah ini menjadi madrasah yang mencerahkan,” tandasnya (Th).