Jadi Pusat Pengembangan, SMK Mutu Kenalkan Video Metode Pembelajaran K-13

Jadi Pusat Pengembangan, SMK Mutu Kenalkan Video Metode Pembelajaran K-13

MALANG, Suara Muhammadiyah- Materi pembelajaran Kurikulum 2013 bakal semakin kaya variasinya dengan banyak metode pembelajaran. Video pembelajaran pendukung K-13 terbaru seperti yang dikembangkan oleh pihak SMK Muhammadiyah 7 (SMK Mutu) Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Launching video Metode Pembelajaran Pendukung K-13 oleh SMK Mutu Gondanglegi ini digelar Sabtu, 25 Maret 2017. Acara ini dihadiri langsung Kasi Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK Kemdikbud RI, M Widiyanto.

M Widiyanto menegaskan, tahun ini SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi dipercaya pemerintah menjadi Pusat Belajar dan Pusat Pembuatan Video Metode Pembelajaran  pendukung materi K13.

“Anda harus bangga menjadi guru SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang. Karena sejak tahun 2014  sekolah ini menjadi Rintisan SMK Rujukan Nasional,” demikian diungkapkan Kasi Pembelajaran Direktorat PSMK Kemendikbud RI, M Widiyanto, di hadapan sejumlah PTK SMK Mutu saat memberi materi Pengembangan Metode Pembelajaran, Sabtu (25/3).

Pada kegiatan ini, ditampilkan 2 video metode pembelajaran karya guru TKR SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Catur Sunariyadi dan Guru Bahasa Inggris,  Imawati. Durasi untuk masing-masing video lebih kurang 15 menit. Pasca penayangan, dua hasil karya guru tersebut dikritisi oleh peserta. Dengan harapan, sebelum dilaunching ke publik, kedua video metode pembelajaran tersebut layak edar, baik dari sisi konten maupun tampilan.

Sebagai pihak yang bertanggungjawab, Widiyanto,  menyambut positif dan  mengapresiasi kedua karya tersebut. Menurutnya, video pembelajaran buatan guru SMK Muhammadiyah 7 ini cukup bagus dan layak untuk publik.

Sementara itu, Catur Sunariyadi, salah satu guru pengembang video pembelajaran menyebutkan, sejumlah langkah dilakukan untuk bisa membuat media pembelajaran dan selanjutnya didokumentasikan menjadi video.

Menurutnya, dalam video metode pembelajaran K-13 ini memuat konten yang mencakup diantaranya pembelajaran abad 21, metode Saintifik, dan Active learning. Metode pembelajaran harus mencakup 4C (collaboration, critical thinking and problem solving, creative and innovation, and communication. Konten lainnya, adalah program Gerakan literasi sekolah, standar keselamatan kerja, nilai karakter dan budaya kerja 5S: seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke (amin).

Exit mobile version