Di Klaten, 4000 Keluarga Muhammadiyah Ikuti Kajian Tarjih Rutin

Di Klaten, 4000 Keluarga Muhammadiyah Ikuti Kajian Tarjih Rutin

Peserta kajian Tarjih PDM Klaten

KLATEN, Suara Muhammadiyah- Sekitar 4000 keluarga Muhammadiyah Kabupaten Klaten,  yang datang dari berbagai penjuru di wilayah kabupaten Klaten beberapa waktu lalu berbondong-bondong memadati Convention Hall Wongso Menggolo Mlese, Ceper, Klaten dalam rangka mengikuti kajian tarjih  Muhammadiyah oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten. Hadir dalam acara tersebut Muspika Ceper, anggota PDM Klaten, dan sejumlah tamu undangan lainnya. Kajian Tarjih Muhammadiyah Kabupaten Klaten yang digelar setiuap 2 minggu sekali dengan cara bergilir dari PCM satu ke PCM lainnya di kabupaten Klaten.

Camat Ceper Supriyanto berpesan kepada peserta kajian, agar mengikuti kajian yang digelar dalam rangka penguatan dan peningkatan keimanan terhadap warganya, dengan sebaik-baiknya. Sehingga kembalinya dari gedung ini ilmu yang didapat semakin banyak dan meningkat. “Dengan penambahan ilmu agama yang didapat mohon untuk diamalkan sesuai dengan tuntunan Qur’an dan Sunnah,” pintanya.

Dipandu oleh Sekretaris Umum Iskak Sulistyo dan anggota Majelis Tarjih PDM Klaten Nashan Fahrurozi, Iskak menjelaskan tentang pembagian ibadah, yaitu ibadah mahdloh dan ghairu mahdloh. Ibadah mahdloh yaitu ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT akan perincian-perinciannya, tingkah dan cara pelaksanaannya. Ghoiru mahdlah yaitu ibadah yang diridloi Allah baik berupa perkataan, perbuatan lahir maupun batin.

Ust. Nashan Fahrurozi Al Hafidl saat mengisi kajian

Prinsip ibadah menurut Iskak harus berdasarkan dalil agar tidak menyimpang dari tuntunan.  Terdapat 6 prinsip dalam ibadah diantaranya adalah, “Ibadah harus khusus hanya untuk Allah SWT, bukan untuk yang lain, ibadah harus sesuai dengan tuntunan, ibadah itu mudah dan menghilangkan kesulitan, ikhlas sebagai pembuka diterimanya ibadah, dan tidak melakukan perbuatan yang merusak ibadah itu sendiri,” terangnya.

Sementara Ust Nashan Fachrurozi mengupas seputar perbuatan bid’ah. Agar ibadah kita diterima di sisi Allah dan berbuah hasil yang baik, maka kita harus meninggalkan bid’ah. Bid’ah adalah  perbuatan di jaman nabi tidak dilakukan, sekarang muncul dan dilakukan oleh sebagain umat Islam. “Bid’ah itu  ibadah yang tertolak, sebab tidak ada tuntunannya. Contoh bid’ah dalam ibadah misalnya, sholat sunah sebelum sholat ied di lapangan, membaca qur’an di kuburan, memeluk, menciuum dan mengusap  nisan (kuburan), mengiringi suara Adzan saat melepas jenazah dan lain-lain,” tegasnya (Paimin JS).

Exit mobile version