YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka menggali berbagai masukan mengenai peran ideal pendidikan keluarga dalam berkontribusi secara signifikan bagi upaya membangun akhlak generasi emas Indonesia, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) bersama dengan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY atas dukungan Direktorat Jenderal PAUD-Dikmas Kemendikbud RI menggelar seminar pendidikan keluarga pada Senin (27/3) di Auditorium Baroroh Baried Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. Kegiatan bertajuk “Peran Pendidikan Keluarga dalam Membangun Generasi Emas Berakhlak Mulia” ini diikuti oleh 150 peserta yang terdiri atas Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah, organisasi otonom Muhammadiyah di DIY, kepala sekolah Muhammadiyah, serta unsur umum.
Tampil sebagai narasumber di antaranya yaitu Dirjen PAUD-Dikmas Kemendikbud RI harris Iskandar, Pakar Psikologi Noor Rachman Hadjam, Pakar Sosiologi Sugeng Bayu Wahyono, Ketia Bidang Pencegahan dan Dayamas Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DIY Bambang Wiryanto, Ketua PWM DIY Tasman Hamami, serta Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWM DIY Tasman Hamami memaparkan mengenai kebijakan Majelis Dikdasmen dalam pembinaan pendidikan. Menurutnya, perlunya penyelesaian secara komprehensif dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi pada generasi muda saat ini mengingat terdapatnya 3 fenomena besar yang sedang marak di masyarakat seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan klithih.
“Sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu menyediakan fasilitas khusus untuk melakukan pembinaan terhadap siswa. Program di sekolah harus sinkron dengan apa yang dilakukan di keluarga sehingga terdapatnya sinkronisasi antara ekosistem pusat catur pendidikan yakni masyarakat, keluarga, sekolah, dan masjid,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan mengenai pentingnya peran pendidikan dalam keluarga. Menurutnya, keluarga merupakan sebuah institusi untuk menjalankan nilai. “Di antaranya ada fungsi untuk mensosialisasikan nilai, serta fungsi kaderisasi. Bagaimana menghubungkan kegiatan di sekolah dan keluarga dengan menggunakan instrumen lain, misalnya fungsi kaderisasi ini ada di organisasi sekolah,” tambahnya.
Muhammadiyah, lanjut Noor, mempunyai karakter pendidikan di keluarga. Di antaranya yang menjadi bagian dari karakter keluarga Muhammadiyah yaitu menjadikan keluarga moderat, dan religius. “Mari kita menjadikan pendidikan keluarga tidak semata dalam konteks Direktorat. Karena Muhammadiyah sudah menjalankannya. Oleh karena itu, bagaimana ini menjadi kerja besar kita di Persyarikatan dalam mewujudkan keluarga sakinah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen Baidhowi mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan pendidikan dapat lebih berhasil melalui sinkronisasi antara peran keluarga dan peran sekolah. “Harapan kita dengan adanya kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keluarga dan sinergi berbagai pihak dalam membangun bangsa menjadi semakin baik dan berkembang,” tandasnya (Yusri).