KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah–Masjid sebagai sentra kegiatan umat menjadi sangat penting perannya dalam gerak dakwah amar ma’ruf nahy munkar. Menyadari penting dan peran strategis sarana dakwah tersebut sekaligus sebagai wujud implementasi salah satu program unggulan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar yaitu “Gerakan Wajib Ngaji”, maka Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Malangganten yang merupakan salah satu ranting dari Cabang Muhammadiyah Kecamatan Kebakkramat membangun Masjid Nurah Abdullah Manshur bertempat di dusun Jati desa Malangganten kecamatan Kebakkramat.
Sekretaris PRM Malangganten Supadi bersama ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PDM Karanganyar Warsono, ketika ditemui di lokasi pembangunan masjid mengatakan jika sebenarnya ini bukan murni membangun masjid yang baru namun mengganti masjid lama (Ar Rahmad, Red) yang sudah tua dan tidak mampu lagi menampung jama’ah dalam jumlah banyak. “Masjid yang lama hanya berukuran 7m X 11m itupun hanya satu lantai sehingga pada hari raya dan jum’at tidak muat bahkan kesulitan untuk parker kendaraan,” kata Supadi.
Lebih lanjut sekretaris PRM Malangganten ini menagatakan, masjid di kampungya merupakakan satu-satunya masjid di dusun Jati yang merupakan wakaf dari keluarga Sarju karena kondisinya seluruh warga melalui ta’mir masjid sepakat untuk melakukan rehab/mengganti yang baru. Setelah berkomunikasi dengan beberapa pihak kahirnya sepakat dibangun masjid baru yang lebih besar bekerjasama dengan Yayasan Bina Muwahidin dari Surabaya.
“Setelah kita rapatkan dan minta saran, termasuk kepada Wakil Bupati Karanganyar (Rohadi Widodo, Red.) kita disarankan untuk bertemu dengan Yayasan Bina Muwahidin di Surabaya melalui LPCR PDM Karanganyar. Selanjutnya sepakat masjid lama dibongkar dibangun yang baru dengan ukuran 14m X 14m dua lantai serta penambahan rmah Imam masjid,” ujarnya.
Ketut, salah satu warga yang ditemui saat ditemui di lokasi pembangunan masjid mengatakan ia sebagai warga merasa senang dengan dibangunnya masjid tersebut, karena pada saat-saat tertentu jama’ah tidak muat. “Di kampung ini jumlah kepala keluarganya lebih dari 100 sehingga pada saat hari raya masjid ini harus menampung lebih dari 400 orang jama’ah, belum lagi warga dari dusun sekitarnya,” katanya.
Ia juga menambahkan jika masjid di dusunnya meskipun di tempat yang terpencil jauh dari kota kecamatan sekalipun namun cukup makmur jama’ahnya. “Kajian rutin bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja berjalan tertib dan rutin termasuk TPA (Taman Pendidikan Al Quran) lebih dari 30 anak yang belajar ngaji ruitn,” katanya.
Menurut Warsono ketua LPCR PDM Karanganyar, masjid Nurah Abdullah Manshur ini merupakan masjid ke-72 dari 73 yang dibangun bekerjasama dengan Yayasan Bina Muwahidin. Total dana dari yayasan yang sudah masuh ke Karanganyar sudah lebih dari 10 milyar. “Khusus untuk masjid ini mendapat bantuan dari yayasan senilai 335 juta yang diberikan secara bertahap, dari total anggaran sekitar 700 juta. Sisanya diusahkan swadaya oleh masyarakat meskipun harus menyebar proposal kemana-mana,” katanya.
Supadi juga menyampaikan jika progress pembangunan masjid sudah lebih dari 75 persen dari jangka waktu yang ditentukan oleh yayasan yang harus selesai dalam waktu 4 bulan. “Sisa waktu yang disepakati kurang 1,5 bulan lagi, masjid harus sudah jadi. Kami berusaha secara maksimal tepat waktu meskipun dana dari yayasan juga belum seluruhnya cair sebagaimana jumlah yang telah dijanjikan, insyaa Allah lancar mohon do’anya. Seluruh biaya tenaga belum kami bayarkan karena memang termasuk kebaikan pihak penggarap yang akan menyelesaikan pekerjaan fisik hitungan belakangan,” kata Supadi menutup pembicaraan (MPI PDM Kra – JOe).