TEGAL, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka sosialisasi serta menjaring suspek penyakit Tuberkulosis (TB), Community TB Care Aisyiyah Kabupaten Tegal melalui Program Ketuk Pintu menyasar 1400 rumah di Kabupaten Tegal pada Selasa (21/3). Tak hanya itu, sebagai serangkaian kegiatan dalam peringatan Hari TB sedunia, Community TB Care Aisyiyah juga menyambangi rumah dinas Bupati Tegal di Slawi Kulon.
Ketua Panitia Hari TB, Abdul Ghofar Ismail menjelaskan bahwa program Ketuk Pintu ini dilakukan oleh para sukarelawan dari Community TB Care Aisyiyah dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga.
“Kader TB Care kemudian melakukan wawancara terkait kesehatan warga, utamanya yang menjurus ke TB. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi kepada warga seputar penyakit TB dan penempelan stiker kampanye bebas TB,” terangnya.
Dijelaskan Ghofar bahwa Hari TB sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret sejak tahun 1882 seiring dengan ditemukannya bakteri TB sekaligus upaya pengobatannya. Kendati demikian, penyebaran penyakit tersebut masih ditemukan di seluruh dunia. Data dari WHO menyebutkan bahwa setiap tahunnya terdapat 9 juta pasien TB ditemukan dan sepertiga dari mereka belum tersentuh upaya pelayanan kesembuhan.
“Mereka yang belum terjangkau pelayanan kesembuhan, tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi mereka sendiri, tetapi juga menjadi sumber penularan baru,” imbuhnya.
Ghofar menambahkan, peringatan Hari TB sedunia juga menjadi momentum bagi Community Tb Care untuk mampu menjadi agen penggerak serta mendapatkan dukungan yang lebih luas lagi. “Penguatan Hari TB juga harus bisa dimanfaatkan untuk memperkuat keyakinan masyarakat bahwa Aisyiyah dan para mitra yang terlibat dalam Community TB Care adalah organisasi yang mampu menjadi penggerak dalam mengentaskan masalah di masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK, Nurlela Enthus Susmono yang menemui para kader TB Care menuturkan bahwa semua elemen masyarakat perlu bersinergi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurutnya, warga yang menderita suatu penyakit baik TB ataupun penyakit lain perlu dimotivasi secara terus meneru untuk sembuh. “Di sinilah peran kader atau sukarelawan sebagai ujung tombak pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat,” tandasnya (Hendra Apriyadi).