Buruknya Perbuatan Tergesa-Gesa

Buruknya Perbuatan Tergesa-Gesa

Oleh Ali Yusuf

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ 

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ

Jamaah Jum’ah rahimakumullah.

Secara fitrah setiap manusia akan memuji sikap tenang dan akan mencela sikap tergesa-gesa, fitrah ini akan muncul dikarenakan dalam kehati-hatian terdapat keselamatan dan pada ketergesa-gesaan terdapat penyesalan. Dalam ajaran Islam kita mengenal dua istilah yang memiliki kemiripan namun berbeda secara makna dan akibat yang terjadi darinya, kedua istilah itu adalah al-Mubadara (bergegas atau bersegera dan al-Ajalah (tergesa-gesa).

Al-Mubadara artinya bergegas atau bersegera adalah sikap seorang Muslim dalam dalam melaksanakan ajaran Islam. Sikap al-Mubadara ini terjadi karena adanya sebuah kesungguhan, tekad yang bulat dan motivasi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan penuh perhitungan tanpa tergesa-gesa. Apabila sudah masuk waktu shalat segera dikerjakan tidak ditunda-tunda, jika sudah menyelesaikan suatu pekerjaan segera mengerjakan yang lainnya. Al-Qur’an dan Hadits banyak menjelaskan pentingnya bersegera dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan tercelanya melalaikan suatu pekerjaan. Di antaranya firman Allah SwT:

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.s. Al-Insyirah [94].-7-8).

Sikap al-Mubadara jelas sangat berbeda dengan sikap al-Ajalah (tergesah-gesah) karena semua bentuk dan ketergesahan itu datangnya dari setan. Sikap al-Ajalah ini terjadi karena sempitnya berpikir dan cara pandang yang salah, berniat mengerjakan sesuatu ingin dengan cepat tanpa perhitungan akibat apa yang akan terjadi setelahnya. lbnul Qaymi rahimahumullah mengatakan bahwa tergesa-gesa itu datangnya dan setan, hal itu cermin dari orang yang kurang dalam berfikir dan kurang berhati-hati. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Tergesa-gesa itu dari setan”. (HR. Tirmidzi).

Sikap tergesa seperti ini akan menghilangkan kemantapan, ketenangan dan kesabaran, sehingga akibatnya meletakan sesuatu bukan pada tempatnya yang akhirnya mendatangkan keburukan dan menghalangi kebaikan. Seorang Muslim harus meninggalkan perbuatan setan ini, setiap melakukan suatu tindakan hendaklah berhati-hati jangan tergesa-gesa karena keselamatan itu tergantung pada ketergesa-gesaan yang diperbuat olehnya. Kehati-hatian itu datangnya dari Allah, hal ini perbuatan yang terpuji sedangkan tergesa itu datangnya dari setan dan itu termasuk perbuatan yang tercela. Sebagaimana riwayat Anas bin Malik dalam kitab syuabul iman dikatakan:

Artinya: “Ketenangan itu dari Allah dan tergesah itu dari setan” (Syuabul iman 4/89).

Ketergesaan tidak hanya terjadi dalam sebuah tindakan atau pekerjaan sehari-hari di dalam berdoa kepada Allah pun tidak boleh kita memohon kepada Allah dengan tergesa. Adapun yang dimaksud tergesa dalam berdoa adalah seseorang yang berdoa dengan berburuk sangka kepada Allah bahwa doa yang dipanjatkannya itu tidak akan dikabulkan oleh Allah atau orang yang tergesa dalam berdoa itu adalah mereka yang berdoa kepada Allah tetapi mengomentari dan mempertanyakan secara terus kenapa doa-doa yang dipanjatkannya tidak pernah dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: dikabulkan doa seseorang di antara kamu selama doanya tidak tergesa, berkatalah ia (orang yang berdoa) aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan doa itu untukku ” (HR. Bukhari)

Hadirin Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah.

Sikap berhati-hati itu perbuatan yang terpuji dan tergesa-gesa itu perbuatan yang tercela. Ada tiga syarat yang menjadi tercelanya suatu ketergesa-gesaan. Pertama, perbuatan yang dilakukan bukan berupa ketaatan kepada Allah. Jika termasuk ketaatan maka yang baik adalah segera melaksanakannya karena setiap ketaatan dan amal shalih harus segera dilaksanakan bukan untuk ditunda-tunda sebagaimana diperintahkan Allah SwT.  Sa’ad  bin Abi  Waqas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

Artinya:  “Perlahan-lahan dalam segala hal itu baik kecuali dalam melakukan amal untuk akhirat”(HR. Baihaqi dan Abu Daud).

Al-Ghazali meriwayatkan dari Hatim al-Asham yang berkata tergesa-gesa itu dari setan kecuali pada lima perkara merupakan sunnah Rasulullah saw yaitu: memberi makan orang yang miskin, mengurus jenazah, mengawinkan anak gadis, melunasi utang dan bertaubat dari dosa. Ali bin Abi Thalib juga meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah berpesan kepadanya dengan tiga hal yang harus disegerakan.

Artinya: “Wahai Ali, ada tiga perkara yang tidak boleh engkau tunda-tunda yaitu shalat apabila telah tiba waktunya, jenazah apabila sudah hadir dan wanita apabila telah mendapatkan jodoh yang cocok” (HR. Tirmidzi).

Hadirin Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah.

Kedua, perbuatan tersebut dilakukan tanpa melalui perencanaan dan pertimbangan yang mantap. Adapun jika sebelumnya dilakukan pertimbangan, musyawarah, pengkajian, riset atau istikharah maka tidak ada alasan lagi untuk menundanya. Dan berlambat-lambat dalam hal ini justru menjadi tercela. Memang segala perbuatan yang melebihi batas adalah tidak baik, begitu pula sebaliknya. Karena itu ada ungkapan “Janganlah tergesa-gesa seperti tergesa-gesanya orang yang ketakutan (yang lari tunggang langgang) dan jangan pula berlambat-lambat seperti lambatnya orang yang ketakutan (yang terus berhenti dan tidak berbuat apa-apa)”. Seorang penyair berucap:

Artinya:  “Jika anda punya pendapat mantapkanlah hati anda, karena rusaknya pendapat seseorang disebabkan selalu ragu dan bimbang”.

Ketiga, perhuatan ketergesa-gesaan tersebut dilakukan karena terlalu khawatir akan cepat hilangnya suatu kesempatan (padahal waktunya cukup banyak untuk berbuat lebih hati-hati). Lain hal jika pekerjaan yang dilakukan itu terbatas waktunya maka ia tidak boleh menunda-nundanya. Sebab jika menundanya ia akan menyesal, bukankah kita ketahui bahwa penyesalan itu akhir yang tidak  berguna.  Dalam hal  ini  Al-Rajiz berkata: “Cepat-cepatlah gunakan kesempatan karena jika kesempatan tidak segera engkau gunakan ia kan menjadi penyesalan “.

KHUTBAH II

نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Dengan penjelasan di atas marilah kita biasakan untuk melakukan segala sesuatu dengan segera dan penuh perhitungan jangan sampai apa yang kita lakukan tergesa-gesa sehingga akibat buruklah yang akan menimpa diri kita sendiri. Dan marilah kita memohon perlindungan kepada Allah jangan sampai kita memiliki sikap yang tergesa-gesa, karena tergesa itu perbuatan setan.

Akhirnya marilah kita berdoa dengan khusyu’, tawadhu dan ikhlas sambil beristigfar dan berharap doa kita dikabulkan Allah SwT.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ

Exit mobile version