MAKASSAR, Suara Muhammadiyah- Lima mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) menggelar pameran seni di Auditorium Al-Amien Unismuh Makassar. Kegiatan yang digelar selama 3 hari sejak Senin, (3/4) hingga Rabu (5/4) ini mengangkat tema “Rupa Tau”.
Ketua Jurusan Seni Rupa Unismuh Makassar, Andi Baetal Makaddas mengatakan bahwa pameran yang diselenggarakan mahasiswanya merupakan bentuk pengimplementasian dari materi yang diajarkan selama ini. Dengan mengangkat tema Rupa Tau, ia mengaku bahwa pameran kali ini mengangkat konsep yang sangat kental dengan budaya Bugis Makassar.
Disampaikan Andi, Rupa Tau merupakan suatu konsep yang sangat berkaitan dengan budaya Bugis Makassar yang mengilustrasikan keanekaragaman manusia melalui ihwal kompleksitas pengalamannya. “Rupa Tau dalam bahasa Indonesia memiliki arti manusia memiliki keanekaragaman mulai dari etnis, budaya, dan ras,” tuturnya, Rabu (5/4).
Seorang seniman, kata Andi, tidak hanya mempelajari bagaimana teknik dan cara membuat suatu karya. “Yang penting adalah bagaimana mereka mampu mengakselerasikan antara budaya dengan karya yang mereka hasilkan. Karena karya mampu memberikan suatu pesan kepada orang lain,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Kurator Seni Rupa Muh Faisal menegaskan bahwa karya seni tidak hanya menyimbolkan nilai estetika, namun juga menggambarkan suatu keadaan sehingga tanpa menyampaikan melalui lisan, seorang seniman mampu mengungkapkan pesan dengan karyanya.
“Dengan karya, seorang perupa dapat menyampaikan pesan dengan berbagai tafsiran, karena manusia memiliki tafsiran yang beranekaragam,” imbuhnya.
Lebih lanjut Faisal menyampaikan bahwa hal yang menarik dari pameran ini yaitu diangkatnya tema Rupa Tau, yang memiliki arti manusia itu beranekaragam mulai dari ras, suku, etnis, dan budaya sesuai dengan lingkungannya. Ia berharap, pameran yang diselenggarakan oleh mahasiswa seni rupa ini dapat memberikan warna baru dalam dunia seniman, mengingat dalam pameran kali ini mengkombinasikan antara seni modern dengan seni klasik.
Andi menambahkan, pihaknya akan terus mendukung terselenggaranya pameran oleh mahasiswa sebagai bentuk aplikasi secara langsung. “Karya tidak akan berharga ketika tidak ada yang dipamerkan. Untuk itu, kami terus mensupport mahasiswa kami untuk melakukan pameran,” tandasnya (Rasak/ Yusri).