YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Sony Zulhuda yang merupakan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dalam kesempatan kajian special yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Abdul Razaq Fakhruddin Kota Yogyakarta menyatakan bahwa Muhammadiyah telah ada dan berkembang di Negara Malaysia, Kamis,(6/4/2017).
Dalam kajian yang bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut Dr Sony juga menyatakan bahwa Muhammadiyah telah ada di Malaysia sejak tahun tujuhpuluhan, itupun telah berbentuk paguyuban. Sedangkan secara individu-individu, warga Muhammadiyah diperkiran telah ada jauh lebih lama lagi di Negara tetangga Indonesia tersebut.
“Muhammadiyah secara resmi sebagai PCIM berdiri sejak agustus tahun 2007, sedangkan secara paguyuban telah ada sejak tahun tujuhpulahan dan secara individu-individu Muhammadiyah telah ada jauh lebih lama dari itu,” jelas Dr Sony yang juga merupakan dosen Hukum di Internasional Islamic Univercity Malaysia.
Lebih lanjut, Dr Sony menjelaskan secara konstitusional, posisi Muhammadiyah di Malaysia sudah baik, terlebih Muhammadiyah di Malaysia merupakan organisasi yang legal berdiri. Hal ini dibuktikan dengan telah dilantiknya PCIM Malaysia 2007 lalu.
Namun, secara kultural, masih banyak persepsi yang berkembang di masyarakat Malaysia mengenai Muhammadiyah. Salah satunya persepsi Muhammadiyah yang tidak menggunakan qunut hingga dikatakan mirip wahabi. Persepsi semacam inilah yang berusaha didamaikan oleh Muhammadiyah di Malaysia.
Adapun perbedaan-perbedaan yang ada antara Muhammadiyah dan masyarakat Malaysia tidak sampai menyebabkan adanya konflik. Seperti yang diketahui, Malaysia dari segi ibadah lebih dekat dengan kultur Nahdatul Ulama (NU), sedangkan aktivitas sosial lebih dekat dengan kultur Muhammadiyah.
Selain itu, warga Malaysia memiliki kekaguman dengan gerak Muhammadiyah. Salah satunya dengan banyaknya universitas atau perguruab tinggi milik Muhammadiyah yang mencapai 170 universitas Muhammadiyah. Jumlah ini berbanding jauh dengan jumlah universitas di Malaysia yang hanya mencapai 70 unversitas.
Muhammadiyah Malaysia meski hanya baru terbatas pada Muhammadiyah dan dua organisasi otonom (ortom) lainnya, yakni IMM dan Aisyiyah, serta amal usaha lazismu masih berusaha mengembangkan gerak dakwahnya di Negara tersebut. Dr Sony menyamaikan banyak harapan yang ingin dicapai oleh PCIM dan warga Muhammadiyah Malaysia, seperti mengadakan Tapak Suci (TS), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Sejuah ini, gerak lintas batas Muhammadiyah di Malaysia telah berjalan dengan baik dan masih akan terus dikembangkan. Hal ini sesuai dengan maksud dibentuknya yakni memperkuat kerukunan warga dan kader, menjadi duta artinya memperkenalkan Muhammadiyah di Malaysia, dan menjalin kerjasama yang lebih luas hingga melintasi batas (Bela).