SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Kader (MPK) bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PDM Sleman kembali melaksanakan Baitul Arqam untuk calon guru dan karyawan tetap persyarikatan di sekolah Muhammadiyah Kabupaten Sleman. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jum’at-Ahad, 7-9 April 2017 di gedung Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa Yogyakarta. Kegiatan ini di ikuti lima puluh peserta yang terdiri dari guru dan karyawan sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Sleman.
Dr Suwadi MAg MPd selaku ketua Majelis Dikdasmen menyambut baik kegiatan ini. Ia menjelaskan bahwa menjadi guru dan karyawan Muhammadiyah yang hebat akan sangat berpengaruh pada sekolah. Untuk itu ia mengajak semuanya untuk kembali berkomitmen dalam mengembangkan sekolah Muhammadiyah yang unggul, berdaya saing, dan Islami melalui Baitul Arqam ini.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini didesain dengan baik oleh MPK dan Dikdasmen PDM Sleman. Kelas dibagi menjadi dua, yaitu kelas untuk karyawan dan kelas untuk guru. Baitul Arqam ini bertujuan untuk menanamkan militansi bagi guru dan karyawan di sekolah Muhammadiyah. Guru dan karyawan harus bersinergi untuk mewujudkan sekolah Muhammadiyah yang unggul, berdaya saing, dan Islami. Dalam rangka menanamkan ideologi bagi guru dan karyawan, maka panitia menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya. Hadir pula ketua PDM Sleman, Harjaka SAg MPd, Drs Untung Cahyono MHum, Atang Solihin SPdI, Sukriyanto AR MHum, Arif Jamali Muis MPd, Dr Suwadi Mag MPd, Dr Tasman Hamami MA, Haryadi Ibrahim MSI, Achmad Afandi MSI, Jamaludin Ahmad SPsi, Sutata Jatmiko MM, dan Dra St Nurbaya MSi MHum.
Hasanudin SPdI selaku MOT kelas guru menjelaskan bahwa penanaman militansi dan ideologi melalui kegiatan BA ini sangat diperlukan. “Perlahan kita akan mengarahkan guru dan karyawan untuk menggagas sekolah Muhammadiyah yang unggul, berdaya saing, dan Islami, kesadaran ini akan sangat berpengaruh dalam perjalanan sekolah,” ungkapnya.
Sementara Hendro Sucipto MPd selaku MOT kelas karyawan menjelaskan, titik penekanan karyawan juga pada kesadaran untuk ikut serta mendidik siswa. “Jadi karyawan Muhammadiyah berbeda dengan karyawan di sekolah Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa karyawan yang baik, tentu akan berdampak baik pada sekolah Muhammadiyah, sinergi guru karyawan ini yang akan mewujudkan sekolah Muhammadiyah yang unggul, berdaya saing, dan Islami,” ungkapnya.
Baitul Arqam ini dimulai sejak hari Rabu, 06 April 2017 dengan kegiatan penjajakan kemampuan ibadah yang meliputi shalat, thaharah, dan membaca al-Qur’an yang dilaksanakan di gedung dakwah PDM Sleman. Hasil dari penjajakan ini yang menjadi acuan untuk melihat kemampuan guru dan karyawan Muhammadiyah dalam memahami Muhammadiyah melalui praktik ibadah yang sesuai dengan HPT. Guru dan karyawan yang belum sesuai dengan HPT akan di uji kembali agar sesuai dengan HPT dan sebagai salah satu syarat memperoleh syahadah. Peserta terbaik dalam BA ini di raih oleh Halimah Sa’diyah SPdSi (SMP Muh 3 Depok), terbaik kedua Eko Apri Nugroho SS (SD Muh Condong Catur), dan terbaik ketiga Muh. Alif Kurniawan SPdI MPdI (SMP Muh 1 Kalasan).
Ichsan, MM selaku ketua MPK Sleman menjelaskan, BA ini adalah kegiatan yang tidak berhenti karena kegiatan ini sebagai tempat untuk mencharger semangat berjuang dan peneguhan ideologi Muhammadiyah di AUM. MPK PDM Sleman membagi Baitul Arqam menjadi tiga jenjang, pertama, Baitul Arqam Elementary (dasar) bagi guru/pegawai yang baru masuk, kedua, Baitul Arqam intermediate bagi guru atau karyawan yang akan diangkat menjadi guru dan pegawai tetap persyarikatan, ketiga, Baitul Arqam Advance bagi calon kepala sekolah dan kepala sekolah. Penanaman jiwa militansi diperlukan, sehingga kegiatan semacam ini seharusnya massif dilaksanakan secara berkelanjutan, Uangkapnya. Gagasan sekolah Muhammadiyah yang unggul, berdaya saing, dan Islami ini berawal dari kesadaran tugas guru yang meliputi kompetensi paedagogie, profesional, sosial, dan yang paling penting kompetensi Kemuhammadiyahan untuk menuju Indonesia berkemajuan (Zalik).