Hidup Adalah Pelajaran

Hidup Adalah Pelajaran

Judul Buku : Ibrah Kehidupan: Sosiologi Makna Untuk Pencerahan Diri

Penulis        : DR. Haedar Nashir

Penerbit       : Suara Muhammadiyah, 2013

Tebal Buku : xii, 323 Hlm

 

Allah begitu banyak menganugerahkan kehidupan di aalam semesta di mana manusia itu hidup untuk dijadikan pelajaran penting, sebagai ‘ibrah. Ibrah (jamak: ibar) ialah pelajaran, teladan dan perhatian.Senapas dengan itu, terdapat pula itibar, pelajaran untuk menjadi pemikiran, sebagai penta’biran (menakwilkan) untuk memahami sesuatu sampai ke isi terdalam.Segenap potensi diri sebagai manusia yang dianugerahi Allah akal-budi dan hati nurani yang sempurna, semestinya dijadikan alat membaca kehidupan. Hidup dan kehidupan yang terhampar di hadapan kita sehari-hari sungguh sarat pelajaran untuk dilihat, dicermati, dibaca, dipikirkan, direnungkan, dihayati, dan dijadikan acuan secara hakiki. Gunakanlah hati, penglihatan, dan pendengaran setajam mungkin, dan itulah yang membedakan manusia dari makhluk Tuhan lainnya.

Maka, ambillah ibrah dalam hidup ini. Jadilah manusia yang cerdas dan arif, serta tidak tergelincir pada kejatuhan diri. Hidup yang hanya sekali ini terlampau mahal untuk disia-siakan, lebih-lebih hanya untuk sebuah petualangan nafsu duniawi semata. Jangan hidup dalam pesona buih, menggelembung tanpa isi dan arti. Banyak rahasia Tuhan yang begitu kaya untuk dijadikan pelajaran di semesta hidup ini. Jangan terkecoh oleh pesona serba lahiriah. Di samping yang tersurat, tersembunyi berjuta hal yang tersirat. Di balik syari’at tersimpan mozaik hakikat dan makrifat. Di balik gemerlap dunia, terdapat pesona ukhrawi yang menanti di hari akhir nanti. Pesan-pesan seperti itulah, diantaranya yang termuat dalam buku ini.

Buku ini, sebagaimana dikatakan penulisnya, berisi tulisan-tulisan yang mengupas isu-isu spiritual. Beragam tema yang diangkat menyangkut persoalan hidup yang bersifat actual, dengan substansi yang berbasis pada nilai-nilai ihsan dan akhlak. Nilai-nilai ajaran ihsan menjembatani atau memadukan antara dimensi Ilahiah (hablu min Allah, relasi dengan Allah) dengan orientasi insaniah (hablu min al-nas, relasi kemanusiaan) dalam dunia kehidupan orang Islam yang berdimensi ruhaniah.

Dalam ranah kajian etika yang mengacu pada norma-norma akhlak Islam, sajian tulisan dalam buku ini dikupas secara lebih naratif dan esensial yang menggunakan pendekatan sosiologis yang bercorak penafsiran makna. Dalam semangat pemikiran spiritual yang berdimensi ihsan dan akhlak dengan pendekatan sosiologi makna itulah buku “Ibrah Kehidupan: Sosiologi Makna Untuk Pencerahan Diri” ini dihadirkan kehadapan pembaca.

Penulis buku ini mencoba membahas setiap topik selain menggunakan pendekatan nilai etik yang berbasis ihsan dan akhlak, juga menggunakan sudut pandang sosiologi yang lebih cair untuk mengangkat isu-isu aktual. Pendekatan sosiologi yang digunakan lebih ke sosiologi interpretif, yang mencoba menguak makna-makna di balik subjek perilaku manusia dalam kehidupan, yang dalam bahasa sosiologi Max Weber dikenal dengan istilah “the subjective meaning”. Bahwa di balik tindakan-tindakan manusia yang bersifat nyata itu tersembunyi makna-makna subjektif yang melekat dengan motif dan orientasi pelakunya. Sedangkan manusia sebagai pelaku atau aktor subjektif memiliki world-view atau pandangan dunia yang lahir dari nilai-nilai yang dianutnya dalam kehidupan. Manusia pada umumnya bertindak tidak secara kebetulan. Selalu memiliki arti bagi diri sendiri dan orang lain, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai, maksud, dan tujuan yang memiliki makna tertentu.

Namun demikian, sebagaimana dikatakan penulis buku ini, boleh jadi spirit dan pemikiran yang ingin disuarakan melalui buku ini tidak sepenuhnya tersampaikan secara utuh dan lengkap. Namun, setidak-tidaknya buku ‘Ibrah Kehidupan’ ini dapat menjadi wahana dialog spiritual untuk menjernihkan bagian spesifik dari kesadaran yang paling dalam dari insan beriman, yakni sisi kekayaan batin yang hidup, mendamaikan, dan mencerahkan. Selamat Membaca.

Exit mobile version