Oleh Prof Dr M Amin Rais MA
Kebaikan ukhrowi sangat diperlukan dukungan perjuangan duniawi. Hal ini yang ingin diwujudkan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah dengan melakukan terobosan pemberdayaan di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Setelah bertahun-tahun Persyarikatan Muhammadiyah berprestasi di bidang pendidikan, dan kesehatan kini memiliki terobosan penting di bidang sosial dakwah. Ini merupakan terobosan amat penting tentang dakwah yang dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
Saya katakan, ini menandakan: khasanah (kebaikan) fil akhiroh sangat berkaitan dengan khasanah fit dun ya. Jangan pikirkan dulu tentang akhirat jika kehidupan masih compang camping.
Ada masanya dalam kehidupan, ada perebutan kekuasaan. Yang pada essensinya adalah perebutan kedaulatan pangan. Manusia yang rakus bahkan ingin selalu menjadi yang berdaulat dalam pangan. Kendati demikian Allah (tuhan) menjamin kekayaan bumi dan isinya mampu mencukupi pangan umat manusia. Tetapi tidak kepada kerakusan dalam kedaulatan pangan oleh segelintir golongan. Bumi tidak mencukupi untuk kerakusan manusia. Sehingga pemerataan pangan tidak balance.
Ada contoh, di bagian lain bumi ini ada bangsa yang kelaparan karena kekurangan pangan. Bangsa tersebut sangat memerlukan bantuan.
Tetapi bagian lain, ada bangsa besar di muka bumi (AS) yang kelebihan pangan tetapi dibuang sia-sia di perut lautan bebas. Alasan yang dipakai untuk membenarkan pendapatnya: menjaga kestabilan harga. Ini gila! Bahan pangan berlimpah dibuang ke laut hanya untuk kepentingan kerakusan dalam kedaulatan pangan. Sementara ada bangsa lain yang sedang kelimpungan sekarat tidak bisa makan. Tanpa ada uluran tangan.
Saya tegaskan, ciri orang-orang yang beriman adalah memiliki semangat berpikir untuk kedaulatan pangan kepada bangsa. Memperkuat reserve pangan untuk jutaan mulut rakyat. Dari perjuangannya itu tidak mengharapkan pujian secuil apa pun.
Berbeda, orang yang tidak beriman. Kurang bermuhajabah kepada nasib anak cucu adam, yaitu: menyediakan pangan.
Terobosan amat penting. Sayap Muhammadiyah yang bernama MPM, berbuat untuk memihak kepada petani (kaum lemah). Ini merupakan gerakan yang luar biasa. Muhammadiyah perlu in concrito, memulai dengan yang konkrit-konkrit. Prospeknya sangat cerah. Membuka cara berpikir petani. Ini berarti Muhammadiyah menjadi lebih membumi dalam kehidupan nyata.
Saya yakin, sayap Muhammadiyah ini dalam bidang pemberdayaan menjadi proyek unggulan dalam abad kedua usia Persyarikatan Muhammadiyah. Langkah ini, merupakan cara-cara terobosan yang harus terus dicari.
Hukum Alquran: Allah akan berikan kemuliaan kepada…barangsiapa yang memihak kepada kaum dhuafa. Yang memetakan arah bangsa. Satu pewarisan kekuasaan bagi bangsa yang bersangkutan.
Dalam sejarah kehidupan manusia, tidak ada satu pun Nabi yang memihak kepada orang-orang kaya. Serulah pemimpin agar memilih memihak rakyat. Nabi diturunkan di suatu bangsa yang lemah ekonomi. Kepada mereka diberikan arah untuk berpikir. Membuka cakrawala.
Tetapi terhadap kaum lemah. Lapar. Dan tak berdaya, jangan berikan kepada mereka beban paksaan. Berilah kecukupan pangan terlebih dahulu. Mereka akan berpikir. Mereka akan membuka cakrawala. Mereka akan terampil berbuat.
Ini kenyataan riil. Majelis pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah (MPM) adanya perlu disyukuri. Di beberapa tempat telah melakukan terobosan pemihakan kepada kaum petani. Walau masih step bay step. Nanti akan berprestasi.