Workshop Terimakasih Guruku, Perkuat Sinergitas antara Guru dan Orang Tua

Workshop Terimakasih Guruku, Perkuat Sinergitas antara Guru dan Orang Tua

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dalam rangka memperingati Milad Paguyuban Orang Tua Siswa Sekolah Muhammadiyah (POSSMA) yang ke-11, POSSMA Kottabarat Surakarta menggelar kegiatan workshop yang bertajuk “Terima kasih Guruku” pada Sabtu (8/4) di Ballroom lantai 5 Hotel Aston Solo.

“Ada 80 guru dan karyawan serta kurang lebih 30 perwakilan komite dari jenjang KB- TK, SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta yang terlibat sebagai peserta dalam acara tersebut,” ungkap Aryanto selaku Humas sekolah.

Ia menambahkan memang acara ini diselenggarakan oleh POSSMA Kottabarat Surakarta sebagai bentuk apresiasi guru dalam mendedikasikan mendidik siswa di sekolah. Selain itu, tujuan acara ini bukanlah untuk mengevaluasi tugas guru melainkan mengajak mengenal siapa diri kita sebenarnya (self identity). Sasaran lain adalah membangun sinergitas orang tua dan guru dalam hal mendidik anak sehingga dapat berdampak baik untuk anak itu sendiri.

Workshop “Terimakasih Guruku” menghadirkan pembicara motivator nasional dari Indonesia Syiar Network (ISN) yakni Imam Subchan. Dalam acara tersebut, Imam Subchan mengajak kepada guru dan orang tua untuk mengenal siapa diri kita (who am I) dan menemukan nilai-nilai apa yang kita pegang. Para peserta diajak berinteraksi untuk mengetahui perubahan yang sedang terjadi dan melakukan positioning diri. Penting bagi diri kita jika mau sukses untuk belajar bagaimana memosisikan diri jika perubahan terjadi.

if You are not branding yourself, You can assured that others are doing it for You. Cara mudah memposisikan diri adalah melakukan sesuatu yang mudah, unik, dan kita harus fokus. Jika kita sebagai orang tua atau guru tidak melakukan positioning terhadap diri kita maka orang lain akan melakukannya. Kita tidak perlu dikenal jadi Superman tetapi kita perlu untuk jadi orang baik,” ungkap Imam Subchan kepada peserta.

Dalam acara tersebut juga hadir seorang pengajar dari Pulau Kawio Kepulauan Sangihe, Oki. Ia berbagi pengalaman susah senang mengajar di pulau terluar dan terpencil di Indonesia. Selain itu, Dhian Lestari Hastuti (Dhee) salah seorang pengajar yang baru pulang dari Gorontalo, juga berbagi pengalaman tentang bagaimana menjadi pengajar yang kreatif (Aryanto).

 

Exit mobile version