YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pengelolaan Rumah Sakit menjadi sesuatu yang harus dipenuhi mengingat pentingnya peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit. Berangkat dari hal tersebut, Program Studi Akuntansi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar seminar nasional dan workshop bertajuk “ Revitalisasi Tata Kelola Keuangan Rumah Sakit di Era Program JKN”. Kegiatan yang digelar selama dua hari pada Selasa-Rabu (11-12/4) di Auditorium Baroroh Baried Unisa dan Novotel Yogyakarta ini diikuti oleh para pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) se-Indonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta para praktisi di bidangnya.
Tampil sebagai narasumber di antaranya Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Sukaca, Ketua MUI Pusat Yunahar Ilyas, Ketua Divisi Sertifikasi RS Syariah MUKISI, Sagiran, Pakar Akuntansi Indra Bastian, serta Perwakilan BPJS Pusat Dwi Aryani.
Ketua Panitia, Prima mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk membekali seluruh RS dalam meningkatkan layanan kesehatan di bidang keuangannya. “Lebih spesifiknya lagi pada sertifikasi RS syariah, pelaporan RS yang akuntabel, serta proses penyusunan laporan dan keuangan RS,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Sukaca memaparkan pentingnya tata kelola RS yang salah satunya yaitu berfokus pada akuntansi RS. Menurutnya, standar RS syariah atau Rumah Sakit Islam sangat diperlukan oleh Muhammadiyah.
“MPKU PP Muhammadiyah telah menyusun standar RS islami yang unggul yang mana ini merupakan bagian dari amanat muktamar Muhammadiyah. Oleh karena itu MPKU membuat bahasan operasional RS islami yang unggul itu seperti apa,” jelasnya.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, fungsi Muhammadiyah sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal ini pula yang menjadi landasan dan visi yang terus dipegang dalam menjalankan RSMA, yakni terwujudnya RSMA sebagai RS Islam yang sebenar-benarnya.
RS Islam yang sebenar-benarnya, kata Agus, adalah keadaan RS yang memiliki tata kelola dan wadah islami, berfungsi dakwah, serta dijalankan oleh sumber daya insani muslim sejati.
“Jadi ada beberapa indikator pada aspek pelayanan, aspek tata kelola, aspek dakwah, gedung, bangunan, fasilitas, aspek fungsi. Nah semua ini hanya bisa berjalan apabila dijalankan oleh sumber daya insani muslim sejati,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti memberikan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Tak hanya itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan RSMA, Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta para peserta yang hadir. “Isu-isu yang berkaitan dengan tata kelola RS di era JKN ini merupakan salah satu target indikator kami. Oleh karenanya, kami atas nama universitas memberikan apresiasi yang tinggi kepada Prodi Akuntansi Unisa,” tandasnya (Yusri).