Waktu Dalam Kehidupan

waktu

Ilustrasi Waktu

Muhammad Kalyubi

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَ دِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَ كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لاَ شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْعِزَّةِ  وَ الْقُوَى، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، لاَ نَبِي َّبَعْدَهُ  الْمُصْطَفَى. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَي آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ كُلِّ مَنِ اتَّبَعَ ِللهِ الْهُدَى. أَمَّـا بَعْدُ فَيـَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَ إِيَّـاكُمْ  بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ،  لَعَـلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Hadirin kaum Muslimin Rahimakumullah.

Terlebih dulu, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SwT atas nikmat dan karunia-Nya yang terlimpah kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan kerabatnya, para sahabatnya, dan segenap pengikutnya.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Marilah dalam menjalani waktu-waktu selama kita hidup ini, kita selalu berusaha menata diri, agar selalu bertakwa kepada Allah SwT. Yaitu dengan lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas ibadah kita, serta melaksanakan apa-apa yang menjadi perintah dan menjauhi semua apa yang menjadi larangan-Nya. Dengan demikian, insya Allah kita akan berada dalam naungan ridla Allah, bisa berpikir, berbicara dan berbuat yang baik dalam pandangan Allah, dan pada akhirnya selamat sejahtera dan berbahagia perjalanan hidup kita, fd-dun yaw al akhirah. Amin.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Kita yang masih diberi umur oleh Allah ini, selalu menelusuri waktu demi waktu. Sungguh berbahagia kita, apabila dapat menjalani waktu-waktu dalam hidup ini, dengan iman dan takwa kepada Allah SwT, juga dengan perilaku yang diridlai Allah, serta menjalin pergaulan dengan baik, saling asih, saling asah dan saling asuh dengan sesame manusia. Sebaliknya sungguh merugi bahkan celaka, mereka yang menjalani waktu-waktu dalam hidupnya, hanya dengan maksiyat dan durhaka. Allah SwT telah berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu pasti dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling berwasiyat dengan kesabaran”. (Q.s. Al-Ashr: 1-3)

Berdasarkan firman Allah ini, maka dalam perjalanan umur menelusuri waktu, insya Allah diri kita akan selamat, apabila:

pertama, kita menjaga diri sebagai hamba Allah yang beriman. Artinya, beriman kepada Allah SwT, Tuhan pencipta dan penguasa seluruh alam, satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, dengan prinsip akidah: tauhid yang murni. Tidak dicampuri dan tidak dikotori dengan kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan.

Kedua, kita senantiasa mengisi hidup ini dengan amal-amal shalih. Artinya, menata hidup ini, dengan selalu menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Tidak dicampuri dan tidak dikotori dengan tindak kemaksiyatan, kemunkaran, kefasikan dan kedlaliman.

Ketiga, kita saling berwasiyat dengan kebenaran dan dengan kesabaran. Artinya, bertolak dari kesabaran, bahwa kita ini tidak hidup sendirian, melainkan berdampingan dengan orang lain, sesama manusia, sesama keluarga, sesama saudara, sesama warga masyarakat. Maka harus selalu ada: saling memberi, saling membantu, saling mengingatkan, saling menasihati. Tidak dicampuri dan tidak dikotori dengan sikap-sikap: saling curiga, saling membenci, dan saling bermusuhan.

Oleh karena itu, waktu yang kita jalani hidup ini, sebenarnya merupakan nikmat dan anugerah dari Allah SwT. Yang sangat besar artinya bagi kita. Hanya saja permasalahannya adalah, apa yang  telah kita lakukan dalam menjalani waktu itu? Apalah kita benar-benar mengisinya dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SwT? Apakah malah sebaliknya, kita biarkan waktu kita hilang atau habis begitu saja, dalam asyiknya menuruti hawa nafsu dan rayuan setan?

Kaum Muslimin, rahimakumullah.

Mari, kita ikuti dan kita teladani Nabi kita Muhammad saw. Beliau adalah orang yang paling teliti dan paling hati-hati menjaga waktu-waktu dalam perjalanan hidupnya, agar selalu berjalan kearah hal-hal yang bermanfaat. Bagi beliau, semua waktu adalah untuk ketaatan beribadah kepada Allah SwT. Bagi beliau, semua waktu adalah untuk berdzikir dan berdoa. Bagi beliau semua waktu adalah untuk bekerja guna kepentingan keluarga. Bagi beliau semua waktu adalah untuk mengemban tugas risalah dan memimpin umat. Meskipun selalu sibuk dengan permasalahan umat, Rasulullah saw tidak pernah berhenti atau berkurang dari beribadah, berdzikir, dan berdoa kepada Allah SwT. Meskipun sudah mendapat predikat ma’shum dan dijamin surga, beliau sampai bengkak kakinya lantaran lamanya shalat malam.

Kalau kita memperhatikan umat pada masa sekarang ini, ternyata banyak di antara mereka yang tidak/kurang bisa memanfaatkan kesempatan yang dimilikinya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SwT. Padahal, Rasulullah saw telah mengajarkan, agar kita berusaha menjaga waktu/kesempatan yang dimiliki untuk menyatakan ketaatan kepada Allah dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Beliau bersabda:

Jagalah lima hal sebelum datang lima hal yang lain: masa hidupmu, sebelum datang ajalmu (matimu), masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu, masa sempatmu, sebelum datang masa sempitmu, masa mudamu, sebelum datang masa tuamu, dan masa kayamu, sebelum datang masa miskinmu.

Bahkan, ada juga orang-orang yang nyata-nyata telah berbuat salah, namun tidak menyesal. Usaha-usaha memperkaya diri dengan cara yang tidak dibenarkan, seperti: korupsi, manipulasi, pungli, dan lain-lain sejenisnya. Juga berbagai macam tindak kedlaliman, seperti: penganiayaan, penekanan, pemerasan dan sebagainya. Ironisnya, mereka melakukan itu, dengan tetap tenang, tertawa dan bangga. Seolah-olah mereka akan hidup kekal selamanya. Seolah-olah kematian tidak akan terjadi pada diri mereka. Seolah-olah pengadilan dan hukum Tuhan tidak akan pernah mereka alami. Na’udzubillah. Sungguh, itu adalah suatu kesesatan hidup yang sudah sangat jauh. Dan Rasulullah saw sudah mengingatkan dengan sabdanya:

 “Barangsiapa berbuat dosa dan dia tertawa, dia akan masuk neraka dan dia menangis.”

Oleh karena itu, hadirin sekalian, mungkin selama ini, kita hanya membuang-buang waktu dalam kelalaian. Mungkin selama ini kita lebih suka bersenang-senang dan memperturutkan hawa nafsu. Mungkin selama ini, kita menghabis-habiskan waktu hanya untuk ghibah, menggunjing, membicarakan aib orang lain. Marilah, kita sama-sama menyadari, bahwa sesungguhnya Allah SwT selalu membentangkan tangan-Nya siang dan malam, untuk menerima taubat dari setiap hamba-Nya yang ingin bertaubat, ingin mendapatkan ampunan atas semua dosa yang telah diperbuatnya, dan ingin memperoleh curahan rahmat-Nya. Allah SwT telah berfirman:

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesunggguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadanya, sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolongi lagi.”
Dan pada ayat lain, Allah SwT berfirman:

“Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”

جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ اْلمُؤْمِنِـيْنَ الْعَالِمِيْنَ، وَ أدْخَلَنَا وَ إِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ الْرَّاشِخِيْنَ فِى اْلعِلْمِ، وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

KHUTBAH  II

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَ مَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ.  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْـكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلىَ نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَ عَليَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ وَالاَهُ، وَ مَنْ تَبِعَه بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْـدُ فَيَاأَيـُّهَا اْلإِخْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin, Kaum Muslimin rahimakumullah.

Semoga Allah SwT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya, dan memberikan kekuatan kepada kita, sehingga kita bisa menjalani waktu-waktu dalam hidup ini, dengan hal-hal yang bermanfaat, yang diridlai Allah, dan dapat mengantarkan kita meraih hidup sejahtera dan berbahagia fid-dunya wal-akhirah. Amin, ya Rabbal ‘alamin.

اَلْحَمْدُ ِللهِ  رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ  وَ الصَّلاَةُ  وَ السَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَي آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ ِلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَ لاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ    اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَ رِزْقًا وَاسِعًا، وَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَ سَقَمٍ  اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْـمًا نَافِـعًا، وَ رِزْقًا طَـيِّبًا، وَ عَمَلاً مُتَقَـبَّلاً    اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ قَلْب ٍلاَ يَخْشَعُ، وَ مِنْ دُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ، وَ مِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ، وَ نَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَؤُلاَءِ اْلأَرْبَعِ    رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَـنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنـَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ  وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَ اْلحَمْدُ ِللهِ  رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Exit mobile version