YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Para santri kelas XII Madrasah Mu’alliimin Muhammadiyah Yogyakarta mengikuti Darul Arqam Purna, Sabtu (15/4). Acara yang dibuka langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman itu berlangsung di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Direktur Madrasah Mu’allimin, Aly Aulia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pembinaan akhir yang harus dijalani oleh para santri di sekolah kader itu. Setelah kegiatan ini selesai, para siswa akan diuji oleh para ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun materi yang akan diujikan terkait dengan kemuhammadiyah, kemasyarakatan, hingga kesiapan untuk menjadi pelangsung dakwah Muhammadiyah.
“Darul Arqam Purna merupakan program pembinaan kekaderan akhir yang ada di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah setelah para santri melewati serangkaian proses pembinaan kekaderan. Melalui DA purna, para calon lulusan muallimin memantapkan niat dan tekatnya untuk menjadi pelangsung persyarikatan, bangsa dan negara di masa yang akan datang,” tutur Aly kepada Suara Muhammadiyah.
Aly berharap para santri yang telah menjalani semua proses pembelajaran di Mu’allimin bisa menjadi kader par excellent. Memberi solusi bagi masyarakat. “Lulusan Mu’allimin harus bisa menjadi pelopor dan lokomotif dalam memperjuangkan misi dan gerakan persyarikatan, bangsa dan negara,” harapnya.
Dengan menempuh semua proses pendidikan selama 6 tahun di Mu’allimin, para lulusan juga diharapkan bisa menjadi kader unggulan yang siap mengabdi untuk Muhammadiyah. “Saya berharap kelak diantara mereka akan menjadi ulama, pemimpin dan para pendidik sehingga dapat melanjutkan tongkat estafet pergerakan Muhammadiyah,” ujar Aly.
Senada, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman mengatakan bahwa para santri Mu’allimin diharapkan akan menjadi pemimpin umat, bangsa dan negara. Madrasah Mu’allimin yang berada di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah memang dipersiapkan untuk menjadi center of excellent, yang mampu melahirkan kader-kader unggulan dan berkemajuan. “Kader harus siap jadi center of excellent. Bisa mewarnai di seluruh penjuru”, ujar Agus.
Menurutnya, para kader Muhammadiyah harus bisa menjadi kader yang siap mengemban dakwah di masa mendatang. Dakwah di era global tidak cukup sekedar mengandalkan metode dakwah konvensional. “Maka perlu diasah otaknya supaya smart. Dengan pemikiran yang smart bisa menjawab peradaban yang lebih baik dengan etika yang baik. Harus mempunyai keyakinan untuk mengembangkan dakwah,” ungkapnya.
Otak yang hebat, kata Agus adalah otak yang senantiasa digunakan untuk kegiatan-kegiatan intelektual, serta tidak dibiarkan menganggur. “Terus belajar dengan passion yang disukai, terus belajar dengan motivasi yang tinggi bahwa menuntut ilmu adalah ibadah,” kata Agus (Ribas).