Tabligh  Muhammadiyah

Tabligh  Muhammadiyah

Oleh Rosyad  Sholeh

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar makruf nahi munkar dan Tajdid, bersumber Al Qur’an dan As Sunnah, serta berasas Islam, dengan maksud dan tujuan menegakkan dan mnjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam rangka mencapai tujuannya tersebut, Muhammadiyah menyelenggarakan berbagai macam usaha  yang meliputi dan memasuki seluruh bidang kehidupan. Disamping bidang Tarjih, Tajdid dan Pemikiran Islam, bidang Pendidikian, Iptek dan Libang, bidang Kesehatan, Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat, bidang Ekonomi dan ZIS, bidang Lingkungan Hidup, bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, bidang Hikmah dan Kebijakan Publik, bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak, bidang Pemberdayaan Masyarakat, bidang Pustaka dan Informasi dan sebagainya, juga yang tidak kalah pentingnya adalah bidang Tabligh.

Usaha di bidang Tabligh ini merupakan usaha Muhammadiyah  tertua, yang diselenggarakan sejak awal-awal berdirinya Muhammadiyah, dengan menggunakan berbagai macam bentuk kegiatan, seperti pengajian, penerangan di berbagai tempat umum, seperti di pasar, stasiun Kereta Api, penyiaran agama Islam melalui kepustakaan, dengan mendirikan Taman Pustaka dan menerbitkan buku, majallah, selebaran, brosur dan sebagainya,   pengiriman muballigh, yang dilepaskan sebagai anak panah guna menyampaikan dan menyebarluaskan ajaran Islam ke kampung-kampung dan dusun-dusun yang memerlukan pelajaran Islam secara Muhammadiyah. Para muballigh Muhammadiyah waktu itu sangat gigih, tampa mengenal lelah mereka bertabligh kemana-mana, berbagai rintangan dan kesulitan mereka hadapi dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Para muballigh Muhammadiyah waktu itu mendapat julukan ‘Muballigh Celeleng’, takat dan tahan uji dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dan sebagainya. Tabligh yang merupakan bagian  penting dari dakwah Muhammadiyah dapat dimaknai sebagai sebuah proses penyampaian kepada umat manusia, ajaran Islam  dan cara bagaimana Islam menurut paham dan keyakinan Muhammadiyah harus diamalkan, serta memberikan penerangan seluas-luasnya kepada masyarakat, terutama umat Islam tentang apa dan bagimana  sebenarnya Persyarikatan Muhammadiyah, baik yang berkaitan dengan latar belakang berdirinya,  asas, maksud dan tujuannya, keyakinan dan cita-cita hidupnya, khittah perjuangannya, serta system gerakan dan pengorganisasiannya dan sebagainya. Secara lebih konkrit, Tabligh Muhammadiyah itu mengandung langkah-langkah : mengajak, menggembirakan orang  seorang untuk memeluk agama Islam, kemudian secara tulus bersedia mempelajari dan mengamalkan ajarannya, mengajak orang dan masyarakat  untuk hidup menurut dan sepanjang kemauan ajaran Islam, menggerakkan dan menggembirakan orang dan masyarakat untuk berbuat kebajikan dalam hidup dan kehidupannya, serta menjauhi dan meninggalkan sikap perbuatan buruk yang merugikan kehidupan peribadi dan masyarakat, sesuai ajaran Islam, juga membentengi umat Islam dari  pengaruh dan paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti sekularisme, liberalisme, pluralisme, membendung berkembangnya gaya hidup hedonisme dan konsumerisme yang dapat memperlemah dakwah dan menurunkan kualitas pelaksanaan ajaran Islam, melindungi umat Islam dari usaha pemurtadan, terutama yang dilakukan oleh golongan ‘Wa lan tardha’. Disamping itu Tabligh Muhammadiyah juga mengandung langkah-langkah : mengajak orang khususnya umat Islam untuk masuk Muhammadiyah, menjadi anggota, menjadi pendukung dan subyek gerakan serta pelaksana amal usahanya.

Kini Muhammadiyah telah berusia satu abad lebih. Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah, khususnya di bidang Tabligh pada abad kedua, tidak semakin ringan dan sederhana, melainkan semakin bertambah berat dan kompleks. Agar dalam melintasi abad kedua yang sarat dengan permasalahan dan tantangan itu Muhammadiyah  tetap survive, maka Muhammadiyah dituntut untuk selalu melakukan konsolidasi. Seluruh komponen Muhamadiyah harus selalu menjaga kekompakan, menyingkirkan berbagai faktor, sekecil apapun yang  bisa menjadi benih timbulnya konflik dan perpecahan, Pimpinan Persyarikatan dan Pimpinan Majelis dan Lembaga, serta Amal Usaha  harus meningkatkan komitmennya terhadap cita-cita dan perjuangan Persyarikatan. Hanya dengan pendukung yang punya komitmen tinggi, selalu menjaga kekompakan dan saling pengertian, sebuah Gerakan seperti Muhammadiyah dapat melaksanakan misinya dengan baik.

 

Exit mobile version