MALANG, Suara Muhammadiyah-Ini bisa menjadi sejarah di Malang Raya bahkan di Indonesia. Sistem pembelajaran untuk siswa SMK dengan menggunakan standar dunia industry. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud RI) Prof Dr Muhadjir Efendy akan menjadi saksi gebrakan, kreativitas dan inovasi para civitas SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang (SMK Mutu).
SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (SMK Mutu) menjadi pilot project pelaksanaan program Teaching Factory yang digagas PSMK (Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan) Kemendibud RI. Hari ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud RI) Prof Dr Muhadjir Efendy akan melaunching gedung Teaching Factory SMK Mutu. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini didampingi Direktur PSMK Dr Mustagfirin Amin. Dengan diresmikannya gedung ini, secara otomatis pembelajaran siswa SMK Mutu akan menggunakan standar perusahaan.
Nantinya baik system penilaian, lalu pembagian jobdes dan materi disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, yang dikerjakan siswa baik barang maupun jasa juga layak dijual. Misalnya untuk siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) nantinya akan membuka layanan jasa servis mobil. Di sana pelaksanaan servis juga dilakukan secara professional mirip di bengkel resmi. ”Ini program perdana di Malang Raya dan Indonesia. Harus kami kelola dengan baik dan benar,” kata Kepala SMK Mutu H Pahri SAg MM kemarin.
Terlaksananya program Teaching Factory ini sebagai bentuk komitmen SMK Mutu terhadap pemerintah pusat yang menginginkan setiap sekolah terus meningkatkan kualitas SDM lulusan. Dengan persaingan yang terus meninggi dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pelaksanaan Teaching Factory bisa menjadi solusi kongkret. ”Karena sejak di sekolah siswa sudah terbiasa dengan atmosfer perusahaan. Mulai dari aturan sampai penilaian,” tambahnya.
Upaya ini dimulai dengan prosesi launching gedung oleh Mendikbud RI Prof Dr Muhadjir Efendy. Berbagai komponen pendukung seperti kurikulum sebagai acuan pembelajaran, kemudian peralatan sesuai standard dan administrasi pembelajaran lainnya juga sudah lengkap. Termasuk jadwal siswa antar program studi juga sudah disusun. ”Karena setiap jurusan akan memiliki produk unggulan yang layak dijual kepada masyarakat umum,” tegasnya.
Di Kabupaten Malang, bahkan Jawa Timur dan secara nasional SMK Mutu menjadi sekolah yang mengawali Teaching Factory. PSMK secara khusus menunjuk beberapa sekolah termasuk salah satunya SMK Mutu Gondanglegi, namun semuanya belum melaksanakan. Baru pada tahap persiapan gedung, ada juga yang persiapan bahan ajar dan konsep pengembangannya. ”Kenapa kami ingin cepat melaksanakannya, karena kami ingin mencetak siswa yang berkompeten sesuai standar sekolah dan benar-benar sesuai kualifikasi perusahaan,” tutur suami dari Nurhayati Ahsanah ini.
Pada program ini, siswa juga akan digenjot bagaimana menciptakan produk barang atau jasa yang sangat dibutuhkan masyarakat. Nanti masing-masing siswa akan melakukan analisis dan bagaimana bisnis plan yang harus dijalankan. Guru pendamping hadir sebagai konsultan dalam setiap grup. ”Nanti juga ada siswa yang perannya sebagai tenaga administrasi, marketing tenaga ahli dan pembagian tugas lainnya. Kami dorong untuk menjadi pengusaha yang professional,” ungkap pria yang pernah menyabet The Most Inspiring and Innovation Leadership Figure dari Penghargaan Indonesia 2016 ini.
Lebih lanjut Pahri menjelaskan program teaching factory ini juga sebagai bentuk kepercayaan pemerintah pusat yang begitu tinggi kepada SMK Mutu. Betapa tidak, beberapa kali sekolah yang ada di Jalan KH Ahmad Dahlan Gondanglegi ini ditunjuka sekolah rujukan nasional dan berstandar internasional. Tentu capaian ini atas kualitas yang ditunjukkan sekolah dengan siswa terbanyak di Kabupaten Malang ini. ”Bertahun-tahun kami mempertahankan status sekolah rujukan nasional. Tentunya dengan usaha keras dan kerja sama antar lini yang solid,” papar pria kelahiran Bangkalan 6 Juli 1971 itu.
Terobosan teaching factory ini sekaligus menjadi bukti kreativitas dan semangat tinggi untuk terus berinovasi. Sebelumnya SMK Mutu juga berhasil membuat gebrakan dengan torehan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tentu paling menonjol keberhasilan mobil tenaga surya pada 2014 menyusuri jalur Jakarta – Malang yang diakui semua kalangan. Lalu capaian prestasi siswanya hingga ke tingkat Internasional, seperti kejuaraan robotic di Malaysia beberapa waktu lalu. ”Siswa kami juga banyak yang berhasil ke luar negeri untuk lanjut studi. Hari ini ada satu siswa kami yang masih kelas XI sedang berada di Jepang untuk mengikuti pendidikan di sana,” lanjut alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini (Sahrul Hidayah/Foto: Humas SMK Mutu).