CANBERRA, Suara Muhammadiyah- Untuk mewujudkan UMY menjadi kampus bertaraf internasional berbagai program kerjasama internasional terus dibangun UMY oleh berbagai fakuktas dan jurusan mulai dari kampus kampus terbaik di kawasan Asia juga Eropa, juga ke Australia.
Sebanyak Lima belas dosen dari jurusan ilmu pemerintahan dan Magister ilmu pemerintahan UMY tanggal 18-21 April 2017 melakukan kunjungan ke Canberra, di ANU yang diterima oleh Department political and social change. ANU sendiri merupakan salah satu universitas nasional terbaik di Australia yang memiliki konsentrasi kajian Indonesi cukup tinggi.
Menurut Dr Titin Purwaningsih sebagai pemimpin delegasi UMY yang juga Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan mengatakan bahwa academic visit ini sangat berarti bagi dosen khususnya yaitu untuk memperkuat tradisi penelitian di bidang politik pemerintahan dan untuk UMY umumnya yaitu untuk memperkuat kolaborasi internasional dengan kualitas kerjasama yang baik dan berkelanjutan untuk mendukung potensi potensi riset yang selama ini belum maksimal dilakukan.
Senada dengan itu ketua prodi Magister ilmu pemerintahan UMY, Dr Dyah Mutiarin juga mengungkapkan hal yang sama yaitu kerja dengan ANU perlu sekali mendapatkan dukungan komitmen yang baik dari para peneliti dan juga UMY untuk mempercepat kerjasama yang aktif dan produktif. “Semoga ke depannya tidak ada hambatan untuk memfollow-up kegiatan academic visit ini,” pungkas Dyah.
Profesor Edward Aspinall, sebagai Ketua Jurusan Political and Social Change di ANU, ia menyambut baik kedatangan delegasi dari UMY dan berterima kasih atas upaya kerjasama tersebut serta berusaha untuk mewujudkan kerjasama pasca kunjungan.
Profesor Greg Fealy yang cukup ahli dalam Politik Islam di Indonesia juga menyambut baik inisiatif riset terkait Muhammadiyah dan politik.
“Betul bahwa Muhammadiyah mengalami dinamisasi dan kebekuan teologis banyak anak anak muda Muhammadiyah keluar dari Muhammadiyah dan mempunyai ekpresi keagamaan yang lebih keras,” jawab Dr Zuly Qodir menjawab pertanyaan Greg Fealy terkait situasi aktual Muhammadiyah di Indonesia.
Dalam pertemuan sehari di Department Political and social change dengan IP UMY diadakan juga sharing hasil riset dari 8 penelitian lapangan yaitu 6 dari ANU dan 2 dari UMY. Adapun presenter mahasiswa PhD adalah Tom Power, Bayu Dardias, Titin Purwaningsih, Suswanta, Haula Noor, Tunjung Sulaksono, Leem, Column, Eva. Mereka membawakan berbagai hasil riset terkait politik di Indonesia seperti pemilu, distribusi kesejahteraan, relawan politik dan populisme, aristokrasi dan tanah, dan politik islam.
Kegiatan conference yang sangat padat ini difasilitasi oleh prof Edward Aspinall dan dihadiri oleh profesor Robert Cribb, Greg Fealy, mahasiswa PhD dan peneliti tamu.
Sehari sebelumnya, rombongan UMY juga mengunjungi the parliament house di Canberra untuk melihat sejarah pemerintahan Australia dan museum di negara bagian tersebut.
“Hal yang terpenting dari kegiatan kunjungan ini adalah bagaimana suatu negara membangun identitas bangsanya dan bekerja keras untuk diperhitungkan dalam kancah ekonomi politik internasional,” ungkap David Efendi, salah satu peserta academic visit periode ini (DE).