MALANG, Suara Muhammadiyah- Setiap hari bergelut dengan ilmu sains di bangku kuliah, bukan menjadi halangan untuk melahirkan kreativitas seorang Eka Imbia Agus Diartika. Sebaliknya, mahasiswi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (UM) ini, tumbuh menjadi sosok yang tak hanya kuat dalam tradisi ilmiah, melainkan juga kaya dengan imajinasi.
Tengok saja, berbagai pengalaman menulis dan karya tulis yang telah dibuatnya. Puluhan karya tulis ilmiah dan fiksi terlahir dari ide kreatif dan kemampuan menulis mahasiswi Jurusan Biologi Fakultas MIPA UM ini, yang dibuatnya selama kurun waktu empat tahun terakhir. Sebagian besar karya ilmiah dan fiksi ini diikutkan lomba atau pun sayembara dan menjadikannya penulis terbaik dengan sejumlah penghargaan.
Pengalaman menulis Eka Imbia dimulai sejak 2013 dengan menulis cerita pendek Annisa Hidayatullah. Di tahun yang sama, tulisannya “Murabbiku” masuk nominator 20 karya tulis terbaik nasional Lomba Menulis Inspiratif.
Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa dan aktivis kampus, boleh dibilang pelajar kelahiran Trenggalek, 6 Agustus 1996 ini sangat produktif menulis, terutama karya ilmiah dan populer. Dalam kurun waktu setahun saja, setidaknya ia bisa membuat karya tulis rata-rata 4-5 judul. Pada Januari 2016 misalnya, ia terpilih menjadi Penulis Paper Terbaik 1 Simposium Nasional dan Call for Paper E-zakat Online di UMSIDA. Ia juga meraih juara 1 Lomba Karya Tulis K3 Universitas Negeri Jember 2016.
Menulis kreatif dan jagad penulisan fiksi juga bukan hal asing bagi Eka Imbia. Selama 2015, empat judul buku berhasil ditulisnya dan diterbitkan sejumlah penerbit. Karyanya yang sudah diterbitkan seperti di Mazaya Publishing House, yakni kontributor Lomba Menulis Surat Nasional dan Lomba Menulis Kisah Nyata Inspiratif. Buku Antologi Bersama karyanya juga telah diterbitkan dan kini ia tengah merampungkan buku catatan pengalaman selama menjadi delegasi UM dalam Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara 2016 silam.
Bagi Eka Imbia, bergelut dan concern pada dunia literasi (baca-tulis) tidak muncul tiba-tiba. Menurutnya, pengalaman menulis sudah dimulai sejak SMA. Sempat vakum beberapa saat awal kuliah, motivasi dan naluri menulisnya muncul kembali.
“Saya suka menulis sejak SMA dulu, mas. Awal semester saat kuliah sedikit vakum, Saya mulai menulis lagi menginjak semester 3. Itu pas ada lomba Esai Muktamar Muhammadiyah di Makassar. Judulnya ‘Memaksimalkan Peran Muhammadiyah dalam Memberantas Kemiskinan di Indonesia’. Alhamdulillah mendapat juara 2,” kenangnya.
Setelah itu, lanjutnya, ia merasa lebih termotivasi menulis. Kesempatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (KTIA) menggugah minatnya menulis. Satu tim bersama dua teman lain, di ajang MTQ UM karya tulisnya dinilai salah satu terbaik dan meraih juara 2.
“Buku terakhir yang masih dalam proses penerbitan ini berjudul PERMATA (Menyemai Mimpi di Bumi Siliwangi). Isinya berkisah tentang pengalaman pertukaran mahasiswa. Itu buku yang paling saya suka,” pungkasnya (min).