JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Untuk mengenang wafatnya tokoh bangsa KH Ahmad Hasyim Muzadi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan buku “Takziyah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi” di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis (20/4). Selain mengundang keluarga KH Hasyim Muzadi, yang diwakili putra bungsunya Yusron Syidki, sejumlah tokoh Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut hadir dalam acara tersebut.
Hadir juga wakil presiden RI Jusuf Kalla, ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Dewan Pembina MUI Din Syamsuddin, Imam besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, pengurus Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Sudarnoto Abdul Hakim, Mendikbud Muhadjir Effendi, Ketua PBNU KH Marshudi Syuhud, Ketum MPR RI Zulkifli Hasan, mantan ketua MPR Amien Rais, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketum PPP Romahurmuziy, Rektor UMJ Syaiful Bakhri, Rektor Uhamka Suyatno, Sutrisno Bachir, dan para tokoh lainnya.
Putra bungsu KH A Hasyim Muzadi, Muhammad Yusron Sidiqi menyambut positif lahirnya buku Takziyah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi. Buku yang disusun selama 26 hari dengan 20 kontributor ini diharapkan semakin mempererat hubungan Muhammadiyah dan NU.
Semasa Hidupnya, KH Hasyim Muzadi telah banyak melakukan upaya-upaya untuk menyatukan NU dan Muhammadiyah. Yusron mengungkapkan, dulu ada jembatan NU dan Muhammadiyah yang telah dibangun. Kini tinggal memelihara dan melanjutkannya. “Saya atas nama keluarga mengapresiasi dan terima kasih atas kemuliaan yang diberikan kepada ayah kami dengan hadirnya buku ini,” tuturnya.
Buku ini, kata Yusron, menjadi sejarah bagi NU, bahwa Muhammadiyah telah membuat buku tentang ulama dari NU. Sehingga kedepan, NU juga melakukan hal yang sama. “Ini buku pertama yang dibuat Muhammadiyah untuk tokoh NU. Tapi setahu saya belum ada buku NU sebagai tazkiyah kepada Muhammadiyah. Tentu ini bukan menyudutkan, tapi ingin sampaikan kita akan mulai era baru yang akan dibangun NU dan Muhammadiyah,” kata Yusron.
Dalam kesempatan itu, beberapa tokoh juga ikut memberikan testimoni. Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Din Syamsuddin mengharapkan buku ini semakin mendekatkan NU dan Muhammadiyah. “Buku ini diharapkan mampu mendorong kedekatan NU dan Muhammadiyah dalam banyak hal termasuk paham keagamaan, meski dalam bidang politik selalu ada perbedaan, namun janganlah menunjukan perbedaan di depan umum secara terbuka,” kata Din.
Senada, Ketua Umum PP Muhammadiyah 1995-1998, Amien Rais menyatakan bahwa kedekatan NU dan Muhammadiyah telah disimbolkan dengan jargon ayat yang dipakai oleh kedua organisasi ini. Ayat yang menjadi inspirasi bagi dua sayap NKRI ini berurutan di dalam al-Qur’an. NU menggunakan surat Al Imran ayat 103, sementara Muhammadiyah menggunakan surat Al Imran 104. “Jadi kalau Muhammadiyah dan NU bergandengan tangan membangun masa depan bangsa dan Islam itu sudah klop,” kata Amien.
Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengenang tokoh KH Hasyim Muzadi sebagai sosok yang sangat perhatian dengan kondisi bangsa. “Beberapa kali diskusi panjang dengan Kiyai Hasyim yang perhatiannya terhadap bangsa ini luar biasa, terakhir diskusi sebelum meninggal, beliau prihatin dengan para ulama kita sekarang ini,” ujar Zulkifli.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy mengaku telah mengenal KH Hasyim Muzadi sejak 1978. Kesan yang didapat bahwa KH Hasyim merupakan sosok yang terbuka dan bergaul dengan siapa saja. “Kalau dia berada di tengah-tengah umat islam juga tidak menunjukkan bahwa dia seorang NU yang fanatik tapi kalau dia di tengah-tengah yang beragam dia seorang nasionalis sejati,” tutur Muhadjir (Ribas).