SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Belajar berdemokrasi tidak harus menunggu seseorang berusia 17 tahun, tetapi sejak dini pun anak-anak bisa diajak untuk berdemokrasi menggunakan hak pilihnya. Hal ini seperti yang dilakukan SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta dalam kegiatan Democratic Day yang digelar pada Sabtu (22/4) di aula sekolah.
“Kegiatan Pemilu Raya IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) diselenggarakan untuk memilih ketua IPM periode 2017/2018. Selain itu, melalui kegiatan ini sekolah ingin melakukan pendidikan politik kepada para siswa terkait cara menggunakan hak memilih dan dipilih dalam pemilu,” ujar Aryanto selaku humas sekolah.
Kegiatan Pemilu IPM ini diselenggarakan dalam beberapa rangkaian kegiatan. Diawali seleksi kandidat calon ketua IPM, Sosialisasi calon ketua IPM terpilih, dan Pemilu Raya IPM. Untuk Sosialisasi calon dilaksanakan pada Jumat (21/4) dalam bentuk orasi masing-masing calon ketua IPM kepada semua siswa. Ada 3 kandidat calon ketua IPM yakni Muhamad Zidan Wibisono, Kartika Utami N, dan Muhammad Arsyad Raihan. Kemudian pada Sabtu (22/4) diselenggarakan Pemilu Raya IPM di aula sekolah dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 10.00 WIB. Pemilu ini melibatkan siswa kelas 7, 8, 9 sebanyak 180 siswa dan guru sebanyak 25 orang.
Layaknya Pemilu dalam Pilkada dan Pilpres pada umumnya. Para pemilih yang mau menggunakan hak pilih harus melakukan absensi terlebih dahulu kepada panitia, mendapatkan surat suara, melakukan coblosan di bilik suara, kemudian memasukkan surat suara ke kotak suara. Terlihat para siswa mengikuti proses pemilu secara tertib dan penuh antusiasme. Perhitungan suara pun dilakukan secara tertib oleh panitia yang disaksikan oleh semua siswa. Adapun hasilnya yaitu Muhamad Zidan Wibisono dengan jumlah total suara 88 kemudian diikuti Muhamad Arsyad Raihan dengan total suara 25, dan Kartika Utami N dengan total suara 9. Surat suara tidak sah berjumlah 29.
“Harapan setelah kegiatan ini akan ada ketua ipm smp Muhammadiyah pk yang bisa membawa sekolah untuk lebih berkiprah baik di kegiatan internal maupun eksternal organisasi. Untuk siswa yang lain dapat belajar berdemokrasi secara benar,” ujar Ustadzah Latifah Suryani sekalu Wakil Urusan Kesiswaan (Aryanto).