MAROS, Suara Muhammmadiyah- Sebanyak 300 kader TB Care Aisyiyah dari 11 Kabupaten/Kota mengikuti Jambore Kader Tuberculosis di kawasan wisata Alam Bantimurung, Maros. Jambore berlangsung pada Rabu-Kamis, 26-27 April 2017, kemarin.
Koordinator TB-HIV Care Aisyiyah Sulsel, Wahriadi melaporkan Jambore kader TB kali ini adalah yang kelima kalinya dilaksanakan sejak dilakukan pertama kali pada tahun 2013 dan selalu memusatkannya di tempat-tempat wisata. Ia menambahkan, kegiatan jambore aktif dilakukan sebagai puncak dari peringatan TB Day atau hari TB se-dunia yang sekaligus menjadi ajang untuk membangun kekraban bersama dan refresing dikalangan kader TB se-sulsel.
“Setelah setahun bertarung mencari temuan kasus, melakukan edukasi di masyarakat, dan melakukan pendampingan pengobatan bagi penderita, ada saatnya momentum untuk semua kader dipertemukan, berbagi bersama membangun silaturahim, dan itu kita lakukan melalui kegiatan jambore kader,” kata Ayi, panggilan akrabnya saat ditemui di Gedung Serbaguna Aisyiyah, Jum’at 28 April 2017.
Adapun kegiatan jambore, tambah Ayi, selain “outbound” peserta Jambore juga mengikuti kegiatan lomba penyuluhan kreatif, tebak kata pengananan TB, serta Ranking 1 seputar pengetahuan TB dan Asyiyah. Hal itu dilakukan dengan harapan wawasan dan pengetahuan para kader TB akan lebih meningkat.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan cukup semarak, akrab, kompak, dan penuh nuansa kekeluargaan sebagaimana yang diharapkan. Kita berharap hal ini dapat menjadi dasar dan stimulus baru kader untuk lebih bersemangat lagi dalam melakukan pencarian suspek TB di lapangan setelah kembali di daerahnya masing-masing,” harapnya.
Sejak tahun 2009 hingga tahun 2017 Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Sulsel telah menjalankan program penanggulangan TB di 11 Kabupaten/Kota. Daerah tersebut yaitu, Makassar, Gowa, Soppeng, Wajo, Pinrang, Sidrap, Parepare, Jeneponto, Enrekang, Sinjai, dan Maros.
Ketua Majelis Kesehatan PW Aisyiyah Sulsel, Junaeda Rasyad, M Kes, menyebut selama kurang lebih sembilan tahun program tersebut berjalan, sedikitnya 600 orang kader telah tersebar aktif di 11 kabupaten/kota itu.
“Kader TB merupakan pionir dalam pencarian suspek di lapangan yang dilakukannya secara sukarela, saat menemukan ia akan menemani ke Puskesmas. Jika suspek itu dinyatakan positif mengidap TB, maka ia akan mendampingi proses pengobatannya hingga sembuh,” tutur Dosen di Akbid Muhammadiyah Makassar ini.
Keterlibatan ‘Aisyiyah dalam upaya penanggulangan TB terus berlanjut bergeliat, baru-baru ini dalam rangka peringatan TB Day 24 maret 2017, mereka melakukan aksi ketuk pintu serentak di 11 Kab/Kota daerah program. Sebanyak 36624 rumah diketuk, 93978 diskrining, dengan jumlah terduga TB 3585.
Bukan tanpa alasan geliat atas upaya ini, World Health Organization (WHO) baru-baru ini merilis bahwa penyakit Tuberkulosis (TB) telah menjadi ancaman yang serius yang bersaing dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Berdasarkan data WHO tahun 2016, sebanyak 100.000 orang penduduk Indonesia yang meninggal setiap tahun akibat TB, atau 274 setiap harinya ().