JAKARTA, Suara Muhammadiyah– Warung Dhuafa yang digagas oleh Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah sejak awal Maret 2017 lalu, mendapat sambutan positif dari banyak kalangan. Beberapa tokoh telah menyempatkan diri untuk hadir menjadi pelayan di warung makan gratis yang dibuka setiap hari Jumat siang itu.
Jumat, 28 April 2017, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak bersama Direktur USAID Bidang Demokrasi, HAM dan Pemerintah untuk Indonesia David Hoffman, menjadi Pelayan di Warung Dhuafa Pemuda Muhammadiyah.
Dahnil menuturkan bahwa Warung Dhuafa Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu instrumen dakwah. Tujuannya guna membantu orang miskin dan lemah, tanpa memandang latar belakang suku, agama, rasa dan antar golongan. Hal itu seperti jalan dakwah yang ditempuh Muhammadiyah sejak awal berdirinya berdasarkan filosofi Surat Al-Maun. “Program Waroeng Dhuafa yang diluncurkan Muhammadiyah adalah toleransi umat beragama yang otentik,” ujarnya.
Menurutnya, dakwah tidak semata-mata dilakukan di mimbar-mimbar. Tetapi lebih jauh lagi, dakwah harus berwujud dalam setiap sendi kehidupan. Menghadirkan kabar gembira bagi sebanyak mungkin manusia yang terlindas ketidakadilan. Dakwah yang dipahami Muhammadiyah adalah dakwah pencerahan yang membebaskan manusia dari ketertindasan.
“Mereka yang lapar jangan diceramahi tentang tauhid, syariat, jangan pula diajari tentang toleransi dan keberagaman. Datang ke mereka, berikan makan, bantu mereka, biarkan mereka kenyang untuk hari ini sambil membantu memikirkan agar mereka bisa kenyang pada hari berikut-berikutnya. Selanjutnya, mulailah pengajaran dan ceramah,” katanya (Ribas).