MALANG, Suara Muhammadiyah-Perhelatan tahunan di bidang olahraga, seni dan penalaran, Rector Cup Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 2017 resmi di tutup oleh Rektor UMM Fauzan (28/4) di Hall UMM Dome. Secara resmi, panitia mengumumkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai juara umum. Keberhasilan FISIP itu mengulang kesuksesan mereka tahun sebelumnya.
Selanjutnya, Fakultas Teknik (FT) tampil sebagai juara dua dan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) sebagai juara ketiga. Selain itu, panitia juga memberikan apresiasi pada UKM sebagai penyelenggara kegiatan itu. UKM Bola Basket UMM keluar sebagai penyelenggara terbaik pertama. Disusul oleh Indonesia Karate-Do (Inkado) UMM dan ketiga dimenangkan oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) UMM.
Ketua pelaksana Rector Cup UMM 2017, Drs Wiyono MM menyatakan, banyak hal yg telah tercapai secara jangka pendek selama dua bulan pertandingan antar fakultas ini. Mahasiswa secara keseluruhan, entah itu yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai pelaksana ataupun mahasiswa yang menjadi delegasi dari setiap fakultas mendapatkan banyak pelajaran seperti mengatur keuangan dan kekompakan. “Segala hal yang terjadi selama pertandingan ini berlangsung semata dibuat untuk memberikan pengalaman dan pelajaran dalam rangka peningkatan skill mahasiswa,” jelas Wiyono.
Tema yang diusung, lanjut Wiyono, dapat diwujudkan oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti perlombaan tahun ini. Semua peserta telah digembleng dan bersaing secara positif dalam perlombaan ini. Dengan memberikan tempat yang seluas luasnya untuk berekspresi bagi mahasiswa, universitas dapat menjaring bakat dan minat yang terpendam dalam diri mahasiswa. Wiyono menyatakan, dalam jangka pendek, tindak lanjut dari rektor cup ini adalah dengan mengikutsertakan pemenang-pemenang dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) di tingkat Jawa Timur.
Rektor UMM, Fauzan dalam sambutan penutupannya menyatakan, tidak hanya rektor cup ajanh beraktualisasi diri. Namun UMM masih banyak menyediakan tempat dan ruang untuk beraktualisasi diri. “Yang kalah bukan berarti kalah, karena sejatinya setiap dari adalah pemenang. Perlombaan ini hanya pemantik untuk memunculkan bakat-bakat yang masih belum tergali, ” ujarnya. (Humas UMM)