SEMARANG, Suara Muhammadiyah- Innalilllahi wa inna ilaihi rojiuun, hari ini Senin (1/4) telah berpulang Drs HM Yazid Jamil, MPd, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah 2015-2020, pukul 08.35 di rumah duka daerah Manyaran Semarang. Almarhum dimakamkan di Pemakaman Husnul Khotimah Patemon Gunungpati setelah shalat Ashar.
Almarhum yang juga mantan Ketua PW IPM tahun 1980-1983 dikenang Hendra Apriyadi, salah satu guru dan juga kader Muhammadiyah di Kabupaten Tegal, adalah sosok guru dan sekaligus pemerhati perkembangan sekolah Muhammadiyah yang tak jarang memberikan pencerahan dan menularkan kreativitas serta inovasinya kepada para guru-guru muda.
“Beliau selalu memberikan pencerahan tentang pendidikan yang berkualitas, kreatif dan inovatif. Sekali saya bertemu beliau di PWM Jateng dan berkunjung di SMK Muhammadiyah Lebaksiu Kabupaten Tegal,” terangnya dalam sebuah tulisan tentang catatan kecil mengenak sosok Yazid Djamil.
Hendra mengakui bahwa semasa hidupnya, almarhum menggunakan waktunya digunakan untuk berdakwah. Ketika ditanya tentang sakit yang telah diderita almarhum, Hendra menerangkan bahwa sejak lama almarhum telah mengidap penyakit Kanker Tulang namun terus dilawan dengan tak pernah lelah melakukan kegiatan dakwah yang digelutinya.
“Terakhir bertemu beliau di RS Karyadi, beliau berpesan kepada pada aktivis dan penggerak pendidikan Muhammadiyah untuk selalu menjaga kesehatan. Sambil meneteskan air mata. Hanya meminta doa. Allah memanggil beliau dalam keaadan yang terbaik pada 1 Mei 2017,” kenang Hendra.
Bahkan salah satu santrinya, terang Hendra, Prof Imam Robandi, Guru Besar ITS dan Pemerhati Pendidikan Muhammadiyah mengenang almarhum sebagai sosok sangat lurus dalam ber Muhammadiyah.
“Beliau sangat menghargai orang lain dengan sangat tulus, dan tutur katanya lembut menentramkan. Saya dekat sekali dengan beliau di banyak tempat sering berjumpa dan berdiskusi. Saya sangat menghormatinya karena keluhuran budinya,” kata Hendra mengutip pernyataan Imam Robandi.
Sembari mengenang, Hendra pun teringat bahwa almarhum merupakan salah satu yang mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti saat ini. “Saya masih ingat ketika bediskusi dengan beliau. Beliaulah yang memotivasi saya untuk melanjutkan S2. Semangat belajar dan kembali ke Muhammadiyah. Berkali kali beliau mengatakan seperti itu,” tutur Hendra menerangkan satu pengalaman yang menurutnya cukup personal tersebut.
Hendra juga mengenang bahwa sembari tersenyum dan kadang sepintas menyanyikan lagu jawa, sosok almarhum Yazid yang juga seorang dalang, adalah seorang tokoh pendidikan Muhammadiyah yang selalu di kenang. “Beliau sempat mengisi pengajian Hari BerMuhammadiyah di kab Tegal. Dengan gaya yang khas berdakwah dengan bahasa jawa. Membuat para jamaah muhammadiyah kab Tegal terus bersemangat mengikuti pengajian. Semoga amal ibadah beliau di terima allah SwT, kebaikan beliau tak pernah dilupakan,” tutup Hendra (Th/Hendra).