Gelar Simposium Internasional, SM Kupas Peran Sosial-Budaya Muslim Tionghoa di Indonesia

Gelar Simposium Internasional, SM Kupas Peran Sosial-Budaya Muslim Tionghoa di Indonesia

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Sejak awal terbentuknya kesadaran berbangsa dan bernegara, seluruh komponen bangsa yang terdiri akan beragam etnis dan suku bangsa telah berpartisipasi aktif dalam membentuk pola relasi sosial yang multikultur di Indonesia. Tidak terkecuali etnis pendatang seperti Tionghoa, memiliki peran yang besar dalam pembangunan Indonesia, baik di ranah ekonomi, budaya ataupun dalam penyebaran agama Islam.  Namun, kesadaran tersebut belakangan luput dari benak masyarakat karena isu SARA yang menjadi ancaman kebhinnekaan Indonesia.

Sebagai media massa Islam yang lahir dan menjadi bagian dari sejarah bangsa, Suara Muhammadiyah ingin mengulas lebih dalam peran-peran strategis serta kontribusi etnis Tionghoa khususnya Muslim Tionghoa dalam perjalanan bangsa Indonesia, melalui gelaran Simposium Internasional bertajuk ‘Genre Sosial-Budaya Muslim Tionghoa di Indonesia’.

Simposium yang akan dihelat di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta pada hari Rabu 10 Mei mendatang menurut Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiiyah Deni Asy’ari merupakan upaya Suara Muhammadiyah, salah satunya untuk menyuarakan topik yang selama ini hampir hilang dari pemberitaan banyak media di Indonesia.

“Bahwa selama ini, dari kalangan etnis Tionghoa banyak muncul tokoh-tokoh Muslim yang berperan aktif dalam dakwah Islamiyah,” tegas Deni.

Di samping, masih minimnya kajian-kajian akademik yang mampu mengungkap peran sosial serta partisipasi politik etnis Tionghoa. “Sehingga, selain menelisik tentang sejarah kiprah Muslim Tionghoa terhadap pembangunan di Indonesia, perlu juga ditelusuri genre sosial budaya Muslim Tionghoa di Indonesia. Sehingga dengan adanya simposium ini, kesadaran multikultural kita akan tumbuh,” imbuh Deni.

Sedangkan Ketua Koordinator Simposium Internasional yang juga sorang pemerhati sejarah, Ahmad Muarif, menambahkan bahwa berdasarkan hasil penelusuran data oleh Pusat Data, Penelitian dan Pengembangan (PUSDALIT) Suara Muhammadiyah, terungkap banyak tokoh Muslim berlatarbelakang Tionghoa yang penjadi perintis dan penggerak Muhammadiyah.

“Contohnya di Ambon, Bengkulu, Yogyakarta dan lain-lain. Temuan ini perlu diangkat lebih lanjut agar sentimen SARA dan prasangka buruk terhadap Tionghoa Muslim ataupun Tionghoa pada umumnya yang kian meruncing bisa dinetralisir,” kata Muarif.

Simposium Internasional  yang digarap langsung oleh Event Organizer milik Suara Muhammadiyah yaitu ‘SM Kreatif’ ini akan menghadirkan sejumlah tokoh bangsa, ahli sejarah dan pemerhati Tionghoa. Termasuk di antaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Asman Abnur, Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Ketua WALUBI Bidang Hubungan Internasional Philip K Widjaja, Ekonom dan Cendekiawan Islam Syafii Antonio, Pakar Ilmu Sosial dan Peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute Hew Wai Weng dan Sejarawan UGM Yuanda  Zara. Selain itu, acara akbar ini akan dihadiri 300 peserta yang terdiri dari tamu undangan yang berasal dari berbagai elemen pemerintah dan Organisasi Masyarakat, Akademisi atau mahasiswa dan juga umum (Th).

 

 

Exit mobile version