MALANG, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang kembali mengadakan tabligh akbar rutin Minggu kelima tiap bulan. Acara berlangsung pada hari Ahad (30/4) di Masjid Panglima Sudirman Blimbing Malang.
Acara tabligh akbar pada kesempatan kali ini bersamaan dengan silaturrahim korps mubaligh Muhammadiyah, sehingga yang hadir tidak hanya warga Muhammadiyah namun juga kyai dan tokoh Muhammadiyah Malang turut hadir dalam satu majelis untuk mendengarkan taushiah Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah H Fahmi Salim Lc MA.
Sebelum acara dimulai, Wakil Ketua PDM Kota Malang Abdurrohim Said merasa bangga dan menanggung amanah berat karena Majelis Tabligh dipercaya oleh masjid-masjid Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah untuk mendistribusikan mubaligh yang dimiliki Muhammadiyah untuk mengisi khutbah dan ceramah serta memberi pencerahan kepada umat. Maka dari itu amanah ini perlu dijaga dan dijalankan semaksimal mungkin demi kemajuan umat.
Senada dengan Said, Menurut Ketua PDM Kota Malang Abdul Haris, bermuhammadiyah harus memiliki lima prinsip kerja di Muhammadiyah. Pertama, Ikhlas. Bermuhammadiyah harus didasarkan ibadah karena Allah dan jangan menjadikan alat membesarkan diri semata. Kedua, kerja keras. Jika telah diamanahi jabatan di Muhammadiyah lakukan secara sungguh-sungguh demi keberlangsungan hidup organisasi Muhammadiyah.
Ketiga, Kerja Cerdas. Melakukan hal untuk Muhammadiyah perlu direncakan secara konkrit agar dapat optimal. Keempat, Kerja bermanfaat. Segala hal yang dilakukan perlu difikirkan dan berorientasi kepada umat. Kelima, kerja jama’ah, pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan dikerjakan. Pungkas Haris.
Dengan tema Mencermati Perkembangan Umat Islam Saat Ini, Menata Langkah Cerdas Ke Depan, Ustadz Fahmi menyampaikan beberapa hal terkait kondisi Islam saat ini di Indonesia dalam pandangannya. Menurutnya, Islam di Indonesia sudah bersatu dan menjadi negara modern dengan adanya piagam Jakarta. Hal ini terbukti Islam dapat berdampingan dengan sistem negara di Indonesia tanpa pertentangan.
Setelah masa reformasi, dakwah Islam mengalami benturan dengan pemerintah, hal ini dikarenakan ada trauma pemerintah terhadap orde lama tentang partai Islam yang menjadi kekuatan tersendiri dalam politik pemerintahan. Sehingga ada usaha sekelompok orang yang ingin memisahkan Islam dengan Indonesia. Usaha-usaha tersebut tidak berjalan mulus, karena mendapat perlawanan baik dari Muhammadiyah maupun ormas Islam lainnya.
Dalam analisisnya, ustadz yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat ini mengatakan bahwa kasus yang menerpa umat Islam beberapa saat lalu di Jakarta, adalah bagian gangguan terhadap stabilitas Islam di Indonesia, namun Allah SWT masih melindungi umat Islam dengan tetap menjaga Islam agar tetap tentram di Negara Indonesia.
Lebih lanjut Ustadz Fahmi mengatakan, ada hikmah dibalik musibah yang menerpa umat Islam beberapa saat lalu. Di antaranya adalah bersatunya umat Islam secara menyeluruh tanpa pandang golongan/kelompok yang memiliki mimpi yang sama menjunjung tinggi agama Allah SWT.
“Diperlukan kesadaran semua pihak untuk menjaga NKRI agar tetap bersatu, berdaulat sesuai dengan cita-cita founding father Indonesia dalam mendirikan negara ini,” pungkas Ustadz Fahmi (Dien).