PONOROGO, Suara Muhammadiyah- Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan sebuah gerakan dakwah lintas universitas yang memiliki peran strategis untuk terus mendakwahkan amar ma’ruf nahi mungkar baik di internal maupun eksternal kampus. Kelahiran IMM dalam sebuah universitas merupakan sebuah keniscayaan dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia untuk memberikan warna dakwah dalam menyebarkan agama bahkan dalam bentuk muamalah.
Bertempat di Faskho Coffe Jalan Cinde Wilis Kertosari Ponorogo, Minggu (30/4) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Utsman bin Affan Fakultas Ekonomi menggelar kegiatan Sarasehan Lintas Generasi untuk Continuitas Dakwah Komisariat. Kegiatan yang digelar dalam rangka memeriahkan semarak Milad yang ke-6 ini diikuti oleh seluruh kader dari lintas generasi.
Anggota IMM Komisariat Utsman bin Affan, Rosyid dalam pemaparannya menyampaikan bahwa peran kader-kader IMM dalam islamisasi kampus tidak bisa ditawar. Islamisasi yang dimaksud yakni berdakwah di lingkungan kampus untuk mengajak seluruh civitas akademika dan mahasiswa untuk meningkatkan iman dan taqwa. Menurutnya, kader IMM harus mampu mewarnai setiap lini kegiatan di kampus agar bernafaskan dakwah bil hikmah.
“Selain mempertajam khazanah keilmuan sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing, kader IMM harus mampu memahami tiga ilmu pokok yakni ma’rifatullah, ma’rifatul rasul, dan ma’rifatul Islam. Ketiga ilmu ini wajib dipahami agar kader IMM mampu mengamalkan nilai-nilai Islam dan berdakwah di masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, disampaikan oleh anggota lain, Imam bahwa pengalaman dan ilmu yang diberikan senior harus dijadikan sebagai motivasi dan semangat baru bagi kader dalam mengemban amanah dan tanggung jawab dalam menyebarkan amar ma’ruf nahi mungkar di tataran akademisi maupun sosial.
Tak hanya itu, lanjut Imam, dalam menjalankan dakwah harus berlandaskan tujuan Muhammadiyah itu sendiri. Menurutnya, generasi kader IMM Utsman bin Affan secara kuantitas sudah cukup banyak. Kendati demikian, dalam menciptakan nilai-nilai TRIKODA (Intelektual, Religiusitas, dan Humanitas) harus membutuhkan kualitas yang cerdas sebagai kader ikatan.
La Ode menambahkan, proses pengkaderan DAD tingkat Komisariat Utsman bin Affan perlu penataan secara sistematis dan strategis agar proses pengkaderan benar-benar menciptakan kader yang unggul. Ia juga menekankan bahwa kader IMM harus menunjukan rasa cinta dan rasa memiliki dalam ikatan.
“Menyebarkan amar makrif nahi mungkar dibutuhkan kerja hati yang ikhlas, kerja cerdas, dan kerja keras sehingga apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan efektif,” pungkasnya (SH/LO).