Tanamkan Ruhul Jihad dalam Dakwah, Korp Muballigh PDM Wonosobo Gelar Silaturahmi

Tanamkan Ruhul Jihad dalam Dakwah, Korp Muballigh PDM Wonosobo Gelar Silaturahmi

WONOSOBO, Suara Muhammadiyah – Kuatkan ruh jihad serta konsolidasi antar muballigh se-Kabupaten Wonosobo khususnya jajaran korp Muballigh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosbo, Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Wonsobo melalui Majelis Tabligh dan Dakwah mengadakan silaturahmi yang dilaksanakan pada Ahad (07/5) di Gedung Olah raga (GOR) SMA Muhammadiyah.

Usung tema “Penguatan Ruh Jihad dalam Bertabligh”, silaturahmi tersebut dihadiri 150 peserta dari 15 cabang serta kepala Amal Usaha Muhammadiyah.

Dalam sambutannya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo Bambang Wen  menyampaikan,  bahwa  warga Muhammadiyah yang merupakan bagian dari umat Islam wajib untuk menyiarkan agamanya di manapun berada karena itu merupakan kewajiban umat sebagai khalifah di muka bumi ini.

“Dakwah yang dilakukan umat Muslim sejak dahulu tidak pernah mulus dalam perjalananya. Karenanya berbagai hambatan dan rintangan semakin hari semakin berat, akan tetapi dengan semangat jihad hendaknya itu semua kita maknai sebagi bagian dari ibadah dengan ikhlas karena mengharap ridho dari Allah SWT,” tegasnya.

Menurutnya, Majelis Tablih merupakan ujung tombak dari syiar Islam melalui Muhammadiyah, sehingga harus didukung semua majelis dan ortom dibawah PDM Wonosobo dari hal-hal yang menyulitkan gerak mereka.

Saat ini Majelis Tabligh melalui korp Muballigh sudah mempunyai kantor harian di gedung Radio Purnamasidi (RPS) serta didukung satu mobil dakwah untuk mobilitas para da’i mengisi kajian di seluruh Wonosobo.

Zaini Munir Fadholi, dari Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ( PP ) Muhammadiyah menyampaikan bahwa, “Dakwah adalah amanah Rasul saat Rasulullah menunaikan haji wadha, khutbah Rasulullah sangat penting karena di dalamnya disampaikan tentang pentingnya menghormati hak-hak orang lain dan pentingnya menyampaikan dakwah bagi orang yang sudah mengetahui kepada orang yang belum mengetahui.”

Disisi lain bahwa dakwah mempunyai beberapa keutamaan sebagaimana termaktub dalam surat Al-imron ayat 104. Di mana kewajiban dakwah untuk semua umat sehingga mempunyai hikmah di dalamnya dan sebaliknya bagi yang tidak melaksanakan maka akan mendapatkan balasan, baik di dunia maupun diakhirat. Lebih lanjut Zaini menyampaikan tentang rambu-rambu ikhlas yaitu pertama, selalu menghawatirkan kemasyhuran dirinya sehingga menyembabkan sifat sombong atau takabbur. Kedua, selalu berusaha melakukan amalam dengan sembunyi-sembunyi atau diam-diam akan tetapi tidak menyembunyikan ilmu saat ditanya. Ketiga, hendaknya tidak kecewa saat usaha dakwahnya belum kelihatan hasilnya. Keempat, Selalu menyambut gembira dan suka cita saat bermunculan para da’I atau muballigh baru yang dianggap lebih mumpuni dalam bidang ilmu agama.

“Kelima, tidak Sindrom Power , tidak terpengaruh dengan jabatan atau posisi struktural karena dakwah adalah amanah ummat bukan sebatas tugas organisasi. Keenam, menghindari sifat ujub atas ilmu yang disampaikan,” terangnya.

Bambang Wen, mengimbuhkan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah tidak pernah membatasi jenis dakwah yang hanya diatas mimbar. Akan tetapi warga Muhammadiyah harus melakukan dakwah di manapun dan apapun profesinya yang biasa disebut dengan dakwah komunitas. “Dalam berdakwah juga jangan sampai keluar dari tujuan dari dakwah itu sendiri yaitu mengajak dengan santun tidak menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan dalam agama,” ucap Bambang.

Ust Haris Suharto sebagai ketua Majelis Tabglih juga menyampaikan dalam sambutan singkatnya mengenai intensitas pertemuan serta koordinasi per zona dakwah harus terus dilakukan. “Jangan lupa adakan kajian untuk anggota tabligh sebagai media menambah ilmu dan soliditas antar anggota, selain itu hendakknya selalu memantau perkembangan Taman Pendidikan Alqur’an sebagai bagian dari pengkaderan Islam dan Muhammadiyah,” tutupnya (Hans/MPI- PDM Wonosbo).

 

 

Exit mobile version